Suara.com - Seorang pakar kesehatan asal Amerika Serikat mengatakan, minyak kelapa yang sebelumnya disebut-sebut memiliki khasiat tinggi ternyata tak beda jauh dan hampir sama seperti lemak maupun mentega sapi.
Dalam beberapa tahun terakhir, minyak kelapa dianggap sebagai salah satu hal paling sehat yang diketahui manusia. Hingga akhirnya sebuah fakta menyebutkan, minyak kelapa mengandung 90 persen lemak jenuh.
Lebih dari itu, American Heart Association (AHA) jauh dari yakin, dan membuat studi yang menyebutkan bahwa minyak kelapa tak mengandung sesuatu yang istimewa.
Dikatakan, ahli jantung AS telah menyebut minyak kelapa 'tidak sehat seperti daging sapi yang menetes dan mentega' serta dikemas dengan lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol jahat. Belum lama ini, minyak kelapa juga memiliki reputasi buruk sebagai penyumbatan arteri, yang berkontribusi terhadap penyakit jantung.
Menurut AHA, 82 persen lemak dalam minyak kelapa adalah minyak jenuh. Hal tersebut lebih dari pada mentega (63 persen), lemak daging sapi (50 persen) dan daging babi (39 persen). Sama seperti lemak jenuh lainnya, penelitian menunjukkan bahwa hal itu dapat meningkatkan kolesterol "buruk" dalam tubuh.
Campuran lemak dalam minyak kelapa telah membuat banyak orang percaya bahwa hal tersebut memberikan pilihan yang lebih sehat. Namun, AHA telah menyatakan kurangnya 'bukti berkualitas baik' untuk ini.
Dikatakan, seseorang harus membatasi konsumsi lemak jenuh yang mereka makan dan mengganti sebagian dengan minyak nabati tak jenuh, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari.
"Kami ingin segera membuat catatan mengenai mengapa penelitian ilmiah yang dilakukan dengan baik mendukung pembatasan lemak jenuh dalam makanan untuk mencegah penyakit pada jantung dan pembuluh darah," kata Dr Frank Sacks, penulis utama dari AHA, sesuai laporan dari BBC.
Di Inggris, General Health England menyarankan orang untuk mengurangi lemak jenuh, rata-rata 30g lemak jenuh sehari untuk laki-laki dan 20g lemak jenuh sehari untuk perempuan.
"Uji klinis yang menggunakan lemak tak jenuh ganda untuk menggantikan lemak jenuh mengurangi kejadian CVD. Sumber utama lemak jenuh yang akan dikurangi adalah lemak susu (mentega), lemak babi (babi), minyak sawit, minyak inti sawit, dan minyak kelapa," ujar seorang Penasihat Presiden dari American Heart Association juga mencatat bahwa, konsumsi lemak jenuh telah lama dikaitkan dengan meningkatnya kejadian penyakit kardiovaskular (CVD).
"Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini menemukan 7 percobaan terkontrol, termasuk 2 yang baru saja disebutkan dan membandingkan minyak kelapa dengan minyak tak jenuh tunggal atau tak jenuh ganda. Minyak kelapa meningkatkan kolesterol LDL di semua 7 percobaan ini, secara signifikan pada 6 di antaranya. Percobaan klinis yang membandingkan efek langsung Pada CVD minyak kelapa dan minyak diet lainnya belum dilaporkan, namun karena minyak kelapa meningkatkan kolesterol LDL, penyebab CVD, dan tidak mengetahui efek menguntungkan, kami menyarankan agar tidak menggunakan minyak kelapa," ungkap catatan dari penelitian AHA sesuai laporan NDTV seperti dikutip dari Zeenews.
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis