Suara.com - Jantung berfungsi memompa darah dari dan ke seluruh tubuh. Namun, pada penderita pasien gagal jantung, fungsi ini tak bisa dilakukan secara maksimal.
Untuk menjaga kerja jantung berjalan maksimal, pasien gagal jantung harus mengonsumsi obat seumur hidup. Jika tidak, maka pasien gagal jantung harus menjalani perawatan ulang dari tahap awal.
"Jika pasien berhenti minum obat, maka perawatannya harus diulang. Obat bagi pasien gagal jantung ada lima, nah kalau tidak dikonsumsi salah satunya, akibatnya pasien bisa merasa dadanya sesak," ujar dokter spesialis jantung pembuluh darah dari RS Jantung Harapan Kita, Prof. Dr. Bambang Budi Siswanto di Jakarta, Sabtu (29/7/2017).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, pasien gagal jantung harus patuh mengonsumsi obat untuk menjaga kondisinya tetap stabil. Begitu obat habis, maka ia menganjurkan pasien untuk kembali kontrol dan mendapatkan obat yang sesuai dengan perkembangan kondisinya.
"Jadi dokter nanti akan menilai apakah pasien cocok dengan obat ini atau tidak lewat serangkaian pemeriksaan. Kalau tekanan darah pasien tinggi nanti dosis bisa dikurangi," tambah dia.
Melalui pemeriksaan darah, dokter juga akan menilai kemungkinan komplikasi akibat dari efek samping pemberian obat bagi kasus gagal jantung. Untuk itu, dia merekomendasikan pasien gagal jantung untuk rutin melakukan kontrol ke dokter.
Milan Paleja, President Director Novartis Group Indonesia mengatakan bahwa studi menunjukkan kualitas hidup pasien gagal jantung lebih buruk dibandingkan penderita penyakit kronis lainnya. Kondisi itu tentunya mengganggu pasien untuk melakukan tugas sederhana dan melakukan aktivitas fisik sehari-hari.
Untuk itu, guna mengurangi memburuknya kondisi pasien gagal jantung, kini telah ditemukan obat baru yaitu LCZ696. Obat yang dikeluarkan oleh Novartis Indonesia ini, kata Paleja, menggabungkan dua molekul menjadi satu sehingga berfungsi meringankan beban kerja jantung yang sudah sakit.
"Novartis menghadirkan pengobatan gagal jantung baru LCZ696 dengan nama molekul sacubitril valsartan sodium hydrate di kelas perawatan ARNi (Angiotensin Receptor-Neprilysin inhibitor) di Indonesia, sejak pertama kali diluncurkan di Eropa dan Amerika Serikat 18 bulan yang lalu. Obat ini secara bertahap bisa mengembalikan kondisi jantung yang lemah menjadi seperti semula," pungkas dia.
Berita Terkait
-
Studi: Pasien Gagal Jantung Meninggal, Setelah 1 Tahun Diagnosis
-
Polusi Ozon Penyebab Serangan Jantung, Darah Tinggi dan Stroke?
-
Menulis Cerita Setelah Putus Cinta, Ini Manfaatnya bagi Jantung
-
Jam Kerja Berlebihan, Awas Risiko Penyakit Jantung Mengintai
-
Awas! Kebisingan Kota Bisa Picu Masalah Jantung yang Serius
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda