Suara.com - Mengalami perpisahan bisa membuat perasaan menjadi buruk, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan Anda, bahkan dalam jurnal Psychosomatic Medicine disebutkan bahwa perpisahan bisa membuat Anda mengalami masalah jantung.
Namun Anda tak perlu terlalu khawatir bila menghadapi kondisi ini, karena ada penawarnya, yaitu sebuah praktik yang disebut naratif tulisan ekspresif. Cara ini dinilai bisa membantu seseorang yang sedang menghadapi perpisahan.
Selama ini, pakar medis melakukan eksplorasi tentang bagaimana menulis bisa menyembuhkan tubuh dan pikiran, dari suasana hati hingga fungsi jantung yang lebih baik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menciptakan narasi pengalaman Anda melalui tulisan, dapat membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular setelah putus cinta.
"Agar bisa membuat cerita dengan cara yang terstruktur, tidak hanya bagaimana Anda meluapkan emosi Anda, tapi juga bagaimana membuat makna daripada cerita tersebut. Ini memungkinkan Anda memproses perasaan itu dengan cara yang lebih fisiologis," kata Kyle Bourassa, seorang mahasiswa pascasarjana di bidang Psikologi klinis Universitas Arizona Ph.D. Program dan penulis utama studi ini, dilansir Huffington Post.
Peneliti di University of Arizona menganalisis data dari 109 orang dewasa (70 perempuan dan 39 lelaki) yang baru-baru ini mengalami perceraian.
Peserta dibagi secara acak menjadi tiga kelompok yang diberi latihan penulisan yang berbeda: tulisan ekspresif tradisional, penulisan ekspresif naratif dan tulisan harian. Mereka diinstruksikan untuk menulis dalam gaya yang sudah ditunjukkan, selama 20 menit dalam sehari, selama tiga hari berturut-turut.
Mereka yang berada dalam kelompok penulisan ekspresif tradisional diberi tahu untuk secara bebas mengekspresikan perasaan mereka yang paling mendalam, tentang hubungan dan perpisahan mereka, serupa dengan praktik penulisan jurnal populer.
Sedangkan, mereka yang ditugaskan untuk menulis ekspresif naratif diminta untuk menyusun narasi koheren tentang pernikahan mereka dalam kerangka cerita yang memiliki awal, tengah dan akhir yang jelas. Kelompok ketiga diberi tahu untuk menulis secara non-emosional tentang aktivitas keseharian mereka.
Respons kardiovaskular peserta terhadap stres juva dinilai sebelum mereka memulai penulisan mereka dan kemudian diuji lagi dalam dua kunjungan lanjutan.
Periset menemukan pola yang konsisten, yakni delapan bulan kemudian, dibandingkan dengan peserta di kedua kelompok lainnya. Mereka yang telah menciptakan cerita yang koheren tentang pernikahannya menunjukkan tingkat detak jantung yang cukup rendah secara keseluruhan, serta variabilitas denyut jantung yang lebih besar, yang mencerminkan ketahanan dalam menghadapi stres.
Ini adalah kabar baik bagi mereka yang ingin mengimbangi hasil kesehatan yang buruk terkait dengan perceraian, termasuk gangguan tidur dan angka kematian 23 persen lebih tinggi, yang telah ditemukan oleh banyak penelitian.
"Instruksi eksplisit untuk membuat narasi dapat memberikan perancah bagi orang-orang yang mengalami masa sulit ini," kata Bourassa.
Mengakhiri pernikahan yang buruk, bisa menjadi sebuah kepuasan hidup yang lebih baik. Namun stres jangka pendek bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan Anda.
"Mengeksternalisasikan kecemasan dan ketakutan tersebut melalui tulisan naratif dapat membantu mencegah kerusakan jangka panjang," kata Nancy Mramor, seorang psikolog klinis di Pittsburgh yang tidak berafiliasi dengan penelitian ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!