Suara.com - Seorang guru sekolah dasar (SD) meninggal dunia karena kanker usus hanya tiga hari setelah menikah. Katie Sutterby (29) yang bekerja di Maltese Road Primary School, di Chelmsford, Essex, meninggal dunia setelah didiagnosis menderita kanker usus hanya lima minggu sebelum pernikahannya.
Suaminya, Will Arnold, telah berencana melamar Katie akhir tahun. Namun, setelah diberitahu kanker yang diidap sang istri sudah di tahap terminal, pasangan tersebut memutuskan untuk menikah dengan sedikit waktu yang mereka miliki.
"Sungguh tak terduga, dia sehat sekali dan baru berusia 29. Dia sangat aktif dan senang berlari, sebenarnya dia yang membuat saya berlari, dan senang pergi ke gym," kata Will.
"Menjelang akhir Juli, dia mulai mengalami gejala gangguan pencernaan dan pada awalnya kami hanya pergi ke apotek untuk mengatasi dan mengendalikan penyakitnya. Gejala berlanjut, dan dokter mengatakan mereka akan memeriksanya lebih jauh. Mereka pikir itu mungkin batu empedu, sehingga mereka merujuknya untuk menjalani CT-Scan," sambungnya.
Lebih lanjut, asisten produk Church Lane, Chelmsford, itu mengungkapkan, kesehatan sang istri terus memburuk setelah didiagnosa kanker usus stadium akhir. Namun, dia melihat Katie berhasil menghadapinya dengan sangat baik.
"Mereka bilang dia mungkin paling lama hanya menghabiskan waktu berbulan-bulan. Kami tentu saja sangat hancur. Tapi kami sangat bangga Katie dalam beberapa minggu terakhir ini, dan melihat dia mengatasinya dengan sangat baik. Di sisi lain, kesehatannya memburuk begitu cepat sehingga sulit dipantau. Kurasa dia tidak mau menerimanya. Anda tidak pernah berpikir itu akan menjadi kanker, Anda selalu menganggap itu sesuatu hal yang kecil. Dokter mengatakan bahwa dia mungkin sudah cukup lama (mengidap kanker), tapi tidak pernah memiliki gejala normal. Ada begitu banyak tumor, sehingga mereka tidak dapat melakukan operasi dengan cepat," ungkap Will.
Mereka pun memutuskan untuk memulai kemoterapi sesering mungkin untuk mengatasi kanker yang diderita Katie. Namun, langkah itu justru tak mengatasi penyakit Katie, hingga akhirnya Will segera melamar dan menikahinya.
"Tapi saat kemoterapi mulai, dia mulai memiliki banyak gejala fisik, seperti kakinya bengkak dan dia juga menderita penyakit kuning. Dia harus minum banyak obat dan menghilangkan rasa sakit. Karena dia masih muda, segalanya berjalan lebih cepat. Ternyata kemoterapi hanya memperburuk keadaan, sehingga mereka harus menghentikan perawatannya," ujar Will.
"Saya berencana untuk melamar Katie akhir tahun, tapi kami tidak punya waktu, jadi kami memutuskan untuk melakukannya dan menikah," lanjut dia.
Baca Juga: Terobosan Baru untuk Atasi Kanker Paru Ada di Indonesia
Pernikahan tersebut diselenggarakan dua minggu setelah kesehatan Katie makin memburuk, yaitu pada 10 Agustus lalu. Saat menikah, mereka dikelilingi oleh keluarga dan teman mereka.
"Kami tidak punya kesempatan untuk berbulan madu panjang ke Paris tapi kami baru dua hari pergi ke spa. Aku ingat dia merasa khawatir pulang ke rumah dan bisa mengendalikan rasa sakitnya. Kami telah berbicara dengan orang-orang di Farleigh Hospice dan memutuskan untuk langsung pergi ke sana dalam perjalanan pulang. Dia sangat sakit, tapi perawat berhasil mengendalikannya. Sayangnya, Katie meninggal di Rumah Sakit Farleigh hanya tiga hari setelah hari pernikahan dan lima minggu sejak pertama kali didiagnosis," tutup Will. (Metro)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental