Suara.com - Penurunan kadar estrogen pada perempuan selama menopause ternyata dapat menyebabkan perubahan metabolik di otak mereka yang juga diduga dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
Temuan pada hormon seks perempuan ini diharapkan dapat membantu mencari pengembangan tahap intervensi awal.
Menurut ahli syaraf, tingkat hormon estrogen yang menipis menyebabkan penurunan unsur neuroprotektif pada otak, yang kemudian meningkatkan risiko pengembangan penyakit Alzheimer.
"Temuan kami menunjukkan bahwa hilangnya estrogen pada masa menopause tidak hanya mengurangi kesuburan, juga berarti hilangnya elemen neuroprotektif, yaitu kunci di otak perempuan dan kerentanan yang lebih tinggi terhadap penuaan otak dan penyakit Alzheimer," kata pemimpin penelitian, Lisa Mosconi, Associate Professor di Cornell University, AS.
Penurunan kadar estrogen ini juga memicu pergeseran pada fase yang disebut "reaksi kelaparan" sel otak, yaitu keadaan di mana adanya metabolik bermanfaat dalam jangka pendek, namun bisa berbahaya jika ada dalam jangka panjang.
Temuan ini juga mengungkapkan penurunan volume materi abu-abu (sel otak) dan materi putih (kumpulan serat saraf) di daerah otak perempuan yang sangat terpengaruh saat terkena penyakit Alzheimer.
"Kami sangat membutuhkan untuk mengatasi masalah ini karena, saat ini, 850 juta perempuan di seluruh dunia akan memasuki masa menopause," kata Mosconi, dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One.
Perhatian medis diberikan kepada perempuan berusia 40-an, jauh sebelum gejala endokrin atau neurologis dapat membantu mereka mencegah penyakit ini, kata peneliti.
"Studi ini menunjukkan bahwa mungkin ada peluang, ketika perempuan berusia 40 dan 50-an, untuk mendeteksi tanda-tanda metabolik risiko Alzheimer yang lebih tinggi dan menerapkan strategi tertentu untuk mengurangi risiko itu."
Baca Juga: Cepat Lupa, Waspadai Risiko Alzheimer
Peneliti mengatakan bahwa perempuan membutuhkan antioksidan untuk melindungi aktivitas otak dikombinasikan dengan mitokondria sebagai strategi untuk mempertahankan tingkat estrogen.
"Olahraga dan makanan yang kaya antioksidan seperti biji rami juga bisa membantu meningkatkan produksi estrogen," kata peneliti. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif