Suara.com - Periset telah menemukan sebuah mekanisme yang bisa menjelaskan bagaimana kejang, yang relatif jarang terjadi pada seseorang, dapat menyebabkan hilangnya memori dan defisit kognitif.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine tersebut kemungkinan dapat menyimpulkan bagaimana strategi masa depan mengurangi defisit kognitif pada seseorang yang menderita penyakit Alzheimer dan kondisi lain yang berkaitan dengan kejang, seperti epilepsi.
"Sulit untuk menjelaskan bagaimana kejang yang jarang terjadi dapat menyebabkan perubahan ingatan yang terus-menerus pada pasien dengan penyakit Alzheimer," kata penulis penelitian, Jeannie Chin, seorang Asisten Profesor di Baylor College of Medicine di Houston, Texas, AS.
"Untuk mengatasi teka-teki ini, kami bekerja dengan tikus percobaan dengan penyakit Alzheimer yang berfokus pada perubahan genetik yang mungkin dipicu oleh kejang di pusat memori otak, hippocampus, yang dapat menyebabkan hilangnya memori atau defisit kognitif lainnya," sambungnya.
Para peneliti mengukur tingkat sejumlah protein yang terlibat dalam memori dan menemukan bahwa kadar protein deltaFosB meningkat secara mencolok dalam hippocampus tikus dengan Alzheimer yang mengalami kejang.
Dalam penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa setelah kejang, protein tetap berada di hippocampus untuk waktu yang sangat lama.
"Menariknya, karena deltaFosB adalah faktor transkripsi, yang berarti bahwa tugasnya adalah untuk mengatur ekspresi protein lain, temuan ini mendorong kita untuk memprediksi bahwa tingkat deltaFosB yang meningkat mungkin bertanggung jawab untuk menekan produksi protein yang diperlukan untuk pembelajaran dan memori, "Kata Chin.
"Sebenarnya, kami menemukan bahwa ketika kadar deltaFosB meningkat, protein lain, seperti calbindin, menurun," kata Chin.
Ketika peneliti secara eksperimental meningkatkan kadar deltaFosB pada tikus normal, ekspresi calbindin ditekan dan memori hewan memburuk, menunjukkan bahwa deltaFosB dan calbindin adalah pengatur utama pada fungsi memori. (Zeenews)
Baca Juga: Manfaat Alpukat Bagi Manula, Tingkatkan Penglihatan dan Ingatan
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!