Suara.com - Banyak orangtua yang memberikan pukulan pada anak, karena dianggap membangkang.
Namun tahukah Anda bahwa pola asuh seperti ini bisa meningkatkan risiko kesehatan mental pada anak di masa mendatang?
Sebuah studi baru di jurnal El Savier menunjukkan bahwa anak yang kerap dipukul memiliki gangguan kesehatan mental ketika beranjak dewasa.
Untuk mendapatkan temuan ini para peneliti, dilansir Menshealth, menganalisis efek kesehatan jangka panjang dari 8000 orang dewasa berusia 19-97 tahun yang mengalami pelecehan fisik dan emosional saat kecil.
Tim peneliti menemukan bahwa anak-anak yang dipukul memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami depresi, melakukan percobaan bunuh diri, menjadi seorang pemabuk dan menggunakan obat-obatan terlarang, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak pernah dipukul saat masa kanak-kanak.
Menurut para peneliti, data menunjukkan bahwa pukulan pantat adalah merupakan jenis pukulan yang paling membekas diantara responden yang menjadi bagian dari pelecehan fisik dan emosional anak.
Para peneliti juga mencatat bahwa orang tua yang menggunakan pukulan keras mungkin lebih cenderung menyalahgunakan anak mereka dengan cara lain yang lebih parah.
Meski demikian peneliti menegaskan bahwa itu tidak berarti bahwa setiap anak yang dipukul akan menjadi pengguna narkoba atau orang yang depresi, namun pukulan itu pasti akan menyebabkan dampak kesehatan mental yang ringan maupun berat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak