Suara.com - Berhenti dari benda beracun seperi rokok, bukanlah tugas yang mudah. Bagi beberapa orang, memerlukan waktu hingga bertahun-tahun, sementara beberapa orang lainnya lagi akan sangat kesulitan dan memilih tidak melakukannya.
Namun, sebuah penelitian telah menunjukkan, jejaring sosial online dapat secara efektif membantu perokok berhenti merokok, terutama jika dia pengguna aktif.
Periset dari University of Iowa (IU) dan Truth Initiative, sebuah organisasi nirlaba di AS, meneliti penggunaan tembakau pada lebih dari 2.600 perokok yang berpartisipasi dalam jaringan sosial bernama BecomeAnEX, yang mereka ciptakan pada 2008.
Mereka menemukan, 21 persen dari perokok yang tergolong pengguna aktif melaporkan mereka berhenti merokok tiga bulan kemudian. Sementara mereka yang kurang aktif, cenderung kesulitan berhenti merokok.
"Seberapa pusat Anda berada di jaringan sosial online setelah minggu pertama adalah indikator yang baik apakah Anda akan berhenti merokok," kata Kang Zhao, asisten profesor di UI.
"Ini adalah studi pertama yang melihat perilaku perokok di komunitas online dari waktu ke waktu dan melaporkan hubungan prospektif antara keterlibatan jaringan sosial dan berhenti merokok," sambungnya.
Situs BecomeAnEX sendiri dibuat untuk memungkinkan para anggotanya berbagi informasi dan saling memberi dukungan untuk berhenti merokok melalui blog, forum, dan pesan.
Meskipun situs difokuskan pada penghentian penggunaan rokok, pengguna juga dapat mem-posting topik lain. Lebih dari 800 ribu pengguna telah mendaftar pada situs tersebut sejak diluncurkan pada 2008 lalu.
Studi ini fokus pada membangun jaringan sosial berskala besar berdasarkan kebiasaan posting pengguna. Temuan utama adalah, peningkatan integrasi ke dalam jejaring sosial merupakan prediktor signifikan dari pantangan berikutnya, kata periset.
Baca Juga: Perempuan Lebih Sulit Berhenti Merokok Dibanding Lelaki?
Tiga bulan setelah bergabung dengan jaringan sosial BecomeAnEX, pengguna yang tetap terlibat di situs tersebut kemungkinan besar akan berhenti merokok saat peneliti menghubungi mereka untuk menilai status merokok mereka.
Setelah tiga bulan, 21 persen pengguna aktif atau mereka yang secara aktif menyumbangkan konten di masyarakat juga berhenti merokok.
Sekitar 11 persen pengguna pasif atau mereka yang hanya membaca posting-an orang lain, ikut berhenti merokok, dan hanya delapan persen peserta studi yang tidak pernah berkunjung pada situs dan kemudian berhenti merokok.
"Menghabiskan waktu dengan orang lain yang secara aktif terlibat dalam berhenti merokok di tempat di mana tidak merokok mendapatkan dukungan dan didorong, memberi perokok saran dan dukungan praktis yang mereka perlukan untuk bertahan dengan perubahan perilaku yang sulit," kata Amanda Graham, wakil presiden senior, Innovations dari Inisiatif Kebenaran.
"Kami tahu bahwa berhenti merokok bisa sangat sulit. Hasil ini menunjukkan apa yang kami dengar dari pengguna tembakau, yaitu hubungan sosial dan hubungan online dapat membuat perbedaan nyata," tandasnya. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia