Suara.com - Hasil penelitian yang dilakukan oleh University of Michigan mengungkapkan bahwa ibu yang mengonsumsi makanan penyebab alergi seperti susu, telur, kacang tanah, kacang pohon, kedelai, gandum, ikan dan kerang selama kehamilan dapat membantu melindungi bayinya yang baru lahir dari alergi makanan.
Kesimpulan ini didapat setelah peneliti melakukan studi pada hewan pengerat tikus yang menunjukkan bahwa ketika seorang tikus betina menyusui atau hamil mengonsumsi protein makanan akan tergabung dengan antibodi hingga kemudian ditransfer ke buah hati melalui ASI.
Kompleksitas protein antibodi tersebut kemudian diperkenalkan pada sistem kekebalan tubuh anak yang berkembang. Hal itu dapat memicu produksi sel kekebalan tubuh pada anak dan menekan reaksi alergi terhadap makanan dikemudian hari.
Sel pelindung ini juga dipercaya dapat bertahan setelah antibodi dari ibu hilang dan berhasil mempromosikan toleransi jangka panjang terhadap makanan alergi.
"Studi terkontrol ini menunjukkan bahwa ibu harus merasa bebas untuk makan makanan yang sehat dan beragam selama kehamilan dan saat menyusui," kata James R. Baker, Profesor di University of Michigan dilnasir Zeenews.
Temuan ini mendukung pedoman pencegahan alergi yang baru-baru ini disusun di Amerika Serikat. Penelitian ini juga menolak saran sebelumnya yang mendesak ibu untuk menghindari makanan alergi yang tinggi selama kehamilan atau saat menyusui.
"Mengonsumsi berbagai makanan bergizi selama kehamilan dan menyusui tidak akan mempromosikan alergi makanan pada bayi yang sedang berkembang, dan dapat melindungi mereka dari alergi makanan," kata Baker.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Experimental Medicine, menunjukkan bahwa ASI dari ibu yang mengkonsumsi makanan alergenik dapat melindungi anak dari alergi makanan, mencegah anafilaksis serta memproduksi imunoglobulin E dan perluasan sel mast.
Pada percobaan lain, kelompok ibu yang tidak pernah mengkonsumsi makanan alergen kemudian diberi antibodi spesifik makanan dari ibu lainnya. Hasilnya, metode ini juga bisa melindungi keturunan mereka dari alergi lewat ASI.
ASI manusia, diumpankan lewat penelitian tikus lantaran memiliki sistem kekebalan tubuh seperti manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa temuan pada tikus dapat diterjemahkan kepada bayi manusia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya