Suara.com - Menyusui seharusnya merupakan proses pemenuhan nutrisi yang baik bagi ibu, dan bayinya. Selain sehat untuk ibu dan bayi, menyusui juga membantu menjalin hubungan antara keduanya.
Namun, konon ada banyak hal yang bisa menghambat kesehatan ibu menyusui dan memengaruhi proses menyusui. Salah satunya, stres.
Stres menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit gaya hidup pada manusia. Bagi perempuan menyusui, stres bukan hanya bom waktu untuk sang bunda, melainkan juga bayinya. Ibu menyusui yang stres dapat memengaruhi produksi ASI-nya.
ASI memang dikenal sangat penting untuk perkembangan bayi karena berisi semua nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, dan mengandung anti-body yang melindungi bayi sampai sistem kekebalan tubuh mereka cukup matang.
Ibu yang stres memiliki dampak negatif pada kesehatannya hingga menyebabkan penurunan ASI, bahkan menunda ASI keluar.
"Laktasi bisa memakan waktu dua sampai tiga hari untuk keluar setelah bayi lahir. Tapi kita telah mengamati bahwa pengawasan oleh anggota keluarga yang lebih tua mengenai setiap aspek kehidupan ibu baru dapat menyebabkan stres yang besar bagi keluarga, juga dapat memperparah masalah ini," kata Dr. Ranjana Sharma, Konsultan Senior, Obsterics, Gynecology and Urogynaecology, Rumah Sakit Indraprastha Apollo.
Anggota keluarga perempuan yang lebih tua biasanya bermaksud baik, dan ingin memberikan masukan serta saran dari mulai tips diet, hingga mengurus anak.
Namun, nasihat tradisional tersebut mungkin tidak selalu bermanfaat bagi kesehatan ibu atau bayinya. Faktanya, makanan yang kaya lemak secara tradisional dikonsumsi setelah melahirkan dapat berdampak negatif pada kesehatan kardio-vaskular, dan menyebabkan kenaikan berat badan.
Faktor stres lain yang dapat menyebabkan penurunan produksi ASI adalah, kurangnya pertemuan antara ibu dan bayinya. Perempuan merasakan perubahan hidup yang lebih cepat daripada laki-laki, karena perempuan tidak hanya harus mengelola kehidupan profesional di kantor, melainkan juga harus melakukan hal sedemikian rupa hingga dapat sejalan dengan kehidupan pribadi mereka.
Kehamilan dalam skenario hidup seperti itu bisa lebih menjadi beban, daripada pengalaman yang bisa dinikmati.
"Selama enam bulan pertama, ibu harus bersama anak itu, anak memerlukan makanan dan sering disusui setiap dua hingga tiga jam. Hubungan fisik antara ibu dan anak ini mempromosikan hal-hal seperti menyusui. Dekat dengan bayi merupakan stimulus yang mendorong hormon di tubuh. Ibu yang tidak menghabiskan waktu dengan anak mereka cenderung mengalami masalah menyusui, dan anak jadi tergantung pada susu formula. Tapi kita selalu mendapat saran selama minimal enam bulan ibu harus menopang anak hanya dengan ASI. Kemudian, perlahan-lahan menyapihnya dengan makanan lain," tutuo Dr. Ranjana Sharma. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental