Suara.com - Anak usia sekolah dikenal sangat aktif dalam berkegiatan. Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Roslina Verauli, anak usia enam tahun ke atas hidupnya akan berorientasi pada tuntutan tugas akademis, seperti pekerjaan rumah, les, kegiatan olahraga hingga bermain dengan teman sebayanya.
Namun, pernahkah Anda melihat buah hati hanya ingin berdiam diri di kamar dan bermalas-malasan?
Anda mungkin akan berpikir ini merupakan hal yang wajar, atau justru menyalahkan anak yang tidak ingin berkegiatan.
Nutrisionis Jansen Ongko, MSc, RD, mengungkapkan, sebenarnya hal ini justru bisa menjadi pertanda anak mengalami malnutrisi atau bahkan anemia. Saat mereka tidak mendapatkan nutrisi seimbang dan mencukupi kebutuhan tubuh, anak akan merasa malas beraktivitas.
"Anak sangat membutuhkan zat gizi mikro seperti zink, zat besi, vitamin B dan C, untuk mencukupi energi dalam menjalankan kegiatan harian sekolah dan aktivitas di luar, mendukung fokus mereka ketika belajar, dan membantu memperkuat ketahanan tubuh. Kalau tidak mereka akan merasa lemas dan malas," ujar dia dalam peluncuran "Minute Maid Nutriforce" di Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Saat anak mengalami malnutrisi, mereka juga berisiko mengalami anemia karena kurangnya zat besi di dalam tubuh. Anemia, kata Jansen, merupakan suatu keadaan di mana jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) di dalam tubuh berada dalam jumlah yang rendah.
Sehingga, nutrisi yang terserap tidak bisa terdistribusi dengan baik ke seluruh tubuh. Selain merasa malas beraktivitas, anak yang anemia akan mudah sakit, lemas, sesak napas, hingga penurunan berat badan.
Anemia juga akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak, menurunkan sistem kekelaban tubuh, gangguan pertumbuhan organ tubuh, serta gangguan perilaku. Bagi perkembangan otak, anemia juga akan memengaruhi impula syaraf, penurunan konsentrasi dan daya ingat yang lemah.
"Kalau diawal memang nghak kelihatan, karena ini bukan penyakit. Tapi anemia harus diwaspadai, terutama bagi anak usia sekolah. Minimal mereka harua mengonsumsi zat besi 10 mg agar kebutuhan hariannya terpenuhi," tutup Jansen.
Baca Juga: Kini Bebaskan Anak Beraktivitas di RPTRA
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi