Suara.com - Stunting adalah suatu kondisi yang merujuk pada tubuh pendek karena kekurangan gizi kronis dalam waktu cukup lama. Penyebab bayi mengalami stunting sangat kompleks mulai dari pemberian ASI yang tidak cukup, pemberian MPASI yang tidak cukup, pengasuhan anak yang kurang tepat, faktor kondisi rumah, faktor infeksi, keamanan pangan dan air yang tak terjaga serta mutu dan gizi pangan yang buruk.
Disampaikan Guru Besar Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Purwiyatno Haryadi, MSc., stunting masih menjadi tantangan pemerintah di bidang kesehatan pada 2018 mendatang. Menurut dia, sektor yang paling harus diintervensi pemerintah adalah kaitannya dengan keamanan pangan.
"Dari sisi kesehatan bagaimana bisa mengatasi stunting melalui bidang keamanan pangan seperti kurangnya infrastruktur air bersih. Saya lihat perlu ada investasi keamanan pangan, seperti pedagang bakso atau jajanan anak-anak," ujar Prof Purwiyatno pada Suara.com belum lama ini.
Ia melihat produksi pangan yang tidak sesuai kaidah Cara Produksi Pangan yang Baik (CPBB) menjadi tantangan keamaman pangan di Indonesia. Masih banyak pedagang makanan yang abai dengan kaidah ini dan melakukan penggunan bahan tambahan pangan yang berlebihan.
"Pemerintah harus memastikan perlindungan kesehatan publik dengan pembenahan standar keamanan pangan nasional," tambah dia.
Prof Purwiyatno mengatakan, ketika aspek keamanan pangan diperhatikan, maka risiko anak-anak akan jatuh sakit dan mengalami gizi buruk bisa dicegah.
Selain intervensi di bidang keamanan pangan, Ia juga melihat pentingnya dukungan multisektor untuk merevitalisasi posyandu. Seperti kita tahu posyandu merupakan pusat kegiatan penyuluhan di masyarakat yang turut mempengaruhi cakupan perbaikan gizi di suatu daerah.
"Stunting perlu melibatkan banyak kementerian. Justru saya kira perlu ada tim khusus untuk menangani secara khusus darurat stunting ini. Seperti misalnya merevitalisasi posyandu, dimonitor apakah penyuluhan untuk pemberian makanan pada bumil sudah tercapai. Bagaimana mengajarkan masyarakat pentingnya pemberian makanan bergizi pada anak," tambah dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya