Suara.com - Gaya hidup sehat kini telah menjadi tren di seluruh dunia. Hal itu terbukti dari banyaknya metode kebugaran yang diminati terutama oleh kalangan muda yang tinggal di perkotaan.
Bukan hanya metode kebugaran seperti fitness di gym atau yoga, kini mulai muncul konsep makanan yang menawarkan kesehatan prima dengan bonus dapat menurunkan berat badan.
Salah satu diet yang kini menjadi tren di kalangan anak muda adalah diet water fast, di mana orang tak mengonsumsi apapun kecuali air putih, teh, dan kopi.
Hal tersebut tentu saja membuat ahli gizi menjadi khawatir dan memberikan sebuah peringatan. Dilansir dari Zeenews, beberapa ahli gizi mengatakan bahwa metode water fast merupakan cara penurunan berat badan yang paling berbahaya yang pernah ada.
"Itu bisa sangat buruk bagi organ tubuh Anda, karena itulah orang dengan anoreksia dapat meninggal lantaran serangan jantung. Tubuh memberi makan pada jantung mereka," kata Joanne Labiner, seorang ahli gangguan makan.
Popularitas diet ini semakin menjadi-jadi di media sosial dengan banyaknya orang menggunakan tanda pagar #waterfast untuk mendokumentasikan kemajuan mereka dan mendorong orang lain untuk ikut serta melakukan hal yang sama.
Metode water fast juga telah menciptakan sensasi di situs microblogging Twitter, di mana pelaku diet Water Fast mengklaim bahwa mengonsumsi air dapat membuat kulit mereka terlihat 'menakjubkan'.
Lainnya mengaku bila metode ini juga dapat membuat tidur mereka menjadi lebih nyenyak. Sebaliknya, seorang pelaku diet water fast lain mengatakan bahwa ia terpaksa berhenti karena merasa sangat lelah hingga tidak mampu bangun dari tempat tidur.
Spesialis ginjal berbasis di Toronto, Jason Fung, menyarankan agar metode water fast hanya boleh dilakukan oleh pasien yang mengalami obesitas atau diabetes Tipe 2 di bawah pengawasan dokter.
Baca Juga: 8 Bulan Diperbaiki, Jembatan Cipamingkis Bisa Dipakai Lagi
"Itu bisa dilakukan, tapi harus dilakukan dengan aman. Saya tidak berpikir itu hal yang paling aman untuk dilakukan, tapi jika Anda gemuk, itu bukan hal yang paling berbahaya. Jika Anda relatif ramping, ini lebih berbahaya," catat Fung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda