Hasil pemeriksaan core biopsi menunjukkan bahwa tumor yang bersemayam di payudara Dian tergolong bukan kanker dan dianjurkan untuk kembali melakukan pemeriksaan pada Desember 2017. Dian pun merasa lega. Namun, selama kurun enam bulan Dian merasa bahwa benjolannya terus membesar dan membuatnya tak nyaman beraktivitas.
"Saya coba atasi rasa nyeri dengan pakai bra menyusui, tapi cuma enakan beberapa hari terus nyeri lagi," lanjut dia.
Hingga akhirnya pada 5 Desember lalu Dian kembali menjalani pemeriksaan USG payudara. Dokter menyarankan Dian melakukan pemeriksaan lanjutan yakni open biopsi untuk mendapatkan hasil diaganosa yang lebih akurat.
"Hasil open biopsi mengatakan bahwa saya kena kanker payudara stadium 3. Selama menunggu hasil pemeriksaan itu saya memang merasa gampang lelah. Napas ngos-ngosan dan punggung terasa panas sampai ke pinggang," tambah Dian.
Selain didiagnosis mengidap kanker stadium lanjut, ternyata tumor ganas yang ada di payudara Dian juga telah menyebar ke paru dan kelenjar getah bening. Dian pun harus mendapatkan tindakan kemoterapi selama enam kali untuk membunuh sel-sel kankernya.
Foto: Radian Nyi Sukma Sari. [Suara.com/Firsta Nodia]
Oleh dokter, Dian diberi tahu bahwa penyebab kanker payudara yang dideritanya bukan disebabkan oleh faktor hormonal namun faktor lainnya seperti genetik dan gaya hidup. Kini, Dian hanya bisa berpasrah atas takdir yang dialamatkan kepadanya sembari fokus menjalani pengobatan yang dianjurkan dokter.
Agar kisah ini tak terjadi pada perempuan lainnya, Dian pun berpesan pentingnya melakukan sadari sebagai langkah deteksi dini untuk menemukan perubahan pada kedua payudara, sebelum terlambat.
Baca Juga: Mau Cegah Kanker Payudara? Turunkan Berat Badan!
"Pesan saya jangan sombong. Dulu saya pernah sombong, males 'sadari' karena ngerasa nggak mungkin kan masih muda. Tapi sekarang saya pesan, 'sadari' deh. Kalau ada yang nggak beres dengan payudara langsung periksa ke dokter. Jangan keulang lagi kayak saya," tambah Dian.
Dalam kesempatan lain, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro SpBOnk(K) dari RS Kanker Dharmais mengatakan, kasus kanker payudara pada usia muda umumnya dipengaruhi faktor genetik. Ia mengatakan, ada dua gen yang memicu pertumbuhan tumor payudara yakni BRCA1 dan BRCA2. Orang-orang yang memiliki kedua gen ini diyakini berisiko 80 persen akan terkena kanker payudara.
"Contohnya Angelina Jolie setelah di cek anggota keluarganya sangat banyak yang menderita kanker payudara termasuk dia sendiri. Tapi memang tidak selalu juga, 20 persen bisa tidak kena kalau menjaga gaya hidup," ujar dr Sonar.
Ia menegaskan, penyakit kanker memiliki perjalanan panjang tidak seperti penyakit akibat virus yang langsung menjangkit. Itu sebabnya, kata dia, bagi masyarakat yang memiliki 'bibit' kanker sebaiknya menjaga pola hidup agar tidak terkena.
"Kanker tidak serta merta kayak penyakit DBD. Butuh paparan berulang, jadi kalau muda sudah kena itu karena ada gen-nya sedikit aja tidak jaga pola hidup langsung jadi. Istilahnya sudah ada bibitnya," tandas dr Sonar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru