Suara.com - Para dokter dan ilmuwan terus berlomba dengan waktu untuk mendapatkan metode terbaik dalam menangkal dan membunuh sel kanker yang mematikan.
Menurut data dari Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Kemenkes RI pada 2015 lalu, kanker merupakan penyebab ketujuh kematian di Indonesia. Dan badan kesehatan dunia (WHO) telah memprediksi jumlah penderita kanker di Indonesia akan meningkat hingga tujuh kali lipat pada 2030 nanti.
Secara garis besar, terdapat empat tipe pengobatan kanker yaitu operasi, terapi radiasi, kemoterapi dan terapi hormon.
Dari keempat tipe pengobatan tersebut, kemoterapi adalah metode yang paling umum dilakukan pada pasien kanker karena sangat ampuh dalam menyasar sel kanker yang sudah menyebar.
Tapi sayangnya, metode kemoterapi juga dapat membunuh sel normal yang sehat selain sel kanker sehingga menimbulkan efek samping seperti kebotakan dan neutropenia.
"Kemoterapi juga bisa membunuh sel-sel normal. Padahal sel-sel kanker pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada sel normal. Maka dari itu para dokter mencari cara terapi yang lebih baik," kata ahli Onkologi dan Konsultan Spesialis dari The Cancer Centre, SMG, Dr. Wong Seng Weng saat ditemui Suara.com di Jakarta, Rabu, (24/1/2018).
Namun Dr. Weng juga datang dengan kabar baik tentang metode baru di bidang medis yang diklaim mampu membedakan antara sel kanker dan sel normal yang sehat dalam tubuh.
Metode tersebut diberi nama Immunotherapy dan Targeted Therapy.
Baca Juga: Iqbal Ramadhan Rayu Vanesha Prescilla, Warganet Baper
Immunotherapy, kata Dr. Weng, adalah metode pengobatan terbaru yang dapat mengungkap mana sel kanker dan mana sel normal yang sehat. "Ibarat serigala berbulu domba, pengobatan ini bisa membidik sel kanker yang seringkali bersembunyi di balik sel normal," katanya.
Dr. Weng mengklaim bahwa immunotherapy dapat mengurangi risiko perkembangan penyakit dan kematian hingga 50 persen. Pengobatan ini juga memiliki risiko lebih kecil, yaitu ruam kulit ringan yang kemudian akan hilang dengan sendirinya.
Sementara, Targeted Therapy merupakan pengobatan menggunakan obat yang didesain khusus untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker yang lebih spesifik pada level molekuler, dengan ‘mematikan’ sinyal pertumbuhan sel kanker yang dapat memicu perkembangbiakan sel.
Hasil dari metode pengobatan ini dipercaya dapat membantu memperpanjang kelangsungan hidup para penderita kanker, khususnya kanker payudara dengan status ‘HER2 Positif’ sampai dengan 5 tahun (berdasarkan hasil screening kanker SG50 di tahun 2015).
Kedua inovasi pengobatan kanker terbaru dari Singapura ini hanya bisa diterapkan pada kanker stadium lanjut. Sebab, kata Dr.Weng, dua metode ini bertujuan menekan risiko kematian pada penderita kanker. Di Singapura sendiri, metode pengobatan untuk membunuh sel kanker ini dipatok USD10.000 per bulan atau sekitar Rp133,1 juta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga