Penyebab Penyakit Kawasaki
Para ahli belum mengetahui apa penyebab penyakit Kawasaki secara pasti, masih terlalu banyak kemungkinan penyebab penyakit kardiovaskular pada anak ini. Kemungkinan besar penyakit ini disebabkan oleh virus, dilihat dari karakteristik gejala-gejala yang ditimbulkan.
Namun, mengingat penyakit ini tidak menular, sepertinya virus bukanlah penyebab satu-satunya penyakit ini. Beberapa studi menyebutkan bahwa penyakit Kawasaki kemungkinan disebabkan oleh reaksi tidak normal terhadap virus tertentu.
Studi lainnya juga mengatakan bahwa penyakit ini merupakan kelainan autoimun, di mana sistem imun dalam tubuh anak mengira bahwa jaringan-jaringan tubuh merupakan pathogen sehingga jaringan-jaringan tersebut diserang.
Gejala Penyakit Kawasaki
Gejala penyakit Kawasaki terbagi menjadi tiga fase, yaitu fase akut, fase sub akut, dan fase penyembuhan. Namun, dalam beberapa kasus, pasien bisa mengalami fase lanjutan, yaitu fase kronis.
Fase pertama
Fase pertama disebut sebagai fase akut yang berlangsung selama satu hingga dua minggu. Ciri-ciri dan gejala yang mungkin ditunjukkan oleh anak yang terserang penyakit ini:
1. Demam lebih dari 39 derajat C dan berlangsung selama lima hari atau lebih
2. Mata merah (konjungtivitis) tanpa adanya kotoran
3. Ruam merah pada bagian-bagian tubuh dan bagian kelamin
4. Bibir bengkak, merah, kering, pecah-pecah
5. Lidah bengkak dan merah (strawberry tongue)
6. Telapak tangan dan telapak kaki bengkak dan berwarna merah
7. Pembengkakan pada selaput lendir di leher
Gejala-gejala yang ditunjukkan pada fase pertama ini agak mirip dengan penyakit-penyakit lain, seperti demam, campak, alergi, atau penyakit gondok (parotitis). Banyak orangtua yang mengira bahwa anaknya terkena demam biasa, sehingga mereka memberikan acetaminophen atau ibuprofen untuk meredakan demam pada anak.
Namun, demam pada anak yang menderita penyakit Kawasaki tidak akan responsif terhadap antiperik maupun antibiotik. Selain itu, pemberian obat-obatan juga bisa mengganggu pengukuran seberapa parah dan seberapa lama durasi demam anak, yang akan digunakan untuk diagnosis selanjutnya oleh dokter yang bersangkutan. Diagnosis sebaiknya dilakukan pada fase ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA