Suara.com - Belum lama ini, muncul kabar bahwa orang yang rutin mewarnai rambut memiliki risiko terserang penyakit serius seperti liver.
Ini dibuktikan langsung oleh seorang perempuan asal Cina yang setiap bulan rutin mewarnai rambut selama 10 tahun.
Dilansir dari Oddity Central, perempuan bernama Chen itu didiagnosis sirosis kimia yang berasal dari paparan bahan kimia yang biasa terkandung dalam pewarna rambut.
Diceritakan media lokal di Cina, Chen merasa kurang nyaman saat uban muncul dan rambutnya mulai bewarna putih.
Karenanya, Chen rajin mewarnai rambut setiap bulan selama hidupnya. Rambut Chen memang nampak selalu terlihat baru. Tapi secara perlahan, kondisi tubuhnya pun kian melemah.
Sekira dua bulan lalu, Chen mengaku merasa kelelahan saat menaiki tangga ke kamarnya. Ketika akhirnya Chen sampai di kamar tidur, suaminya menyadari bahwa kulit dan mata perempuan itu berubah menjadi kuning.
Saat dilarikan ke Departemen Infectious Medicine di Harbin, Cina, hasil tes menunjukkan bahwa kadar bilirubin Chen meningkat hingga lebih dari 10 kali lipat.
Dokter mengatakan bahwa Chen mengidap stadium lanjut penyakit sirosis.
Setelah mendengar bahwa Chen rutin mewarnai rambutnya, dokter menduga bahan kimia dalam pewarna rambut menjadi penyebab atas kondisi sirosis yang diidap Chen.
Baca Juga: Penerimaan Pajak Sampai Februari 2018 Lebih Baik Dibanding 2017
Setelah lebih dari 20 hari pengobatan, kondisi Chen semakin membaik. Meski begitu dokter memperingatkan bahwa kerusakan kimia yang terjadi pada livernya tidak dapat diobati dan meningkatkan risiko Chen terkena kanker.
Dr. Fu Lijuan, seorang Direktur Departemen Penyakit Dalam dan Penyakit Menular, mengatakan bahwa kebanyakan pewarna rambut mengandung puluhan bahan kimia. Beberapa di antaranya sangat beracun bagi tubuh manusia, seperti nitrobenzene dan anilin.
Zat ini, katanya, sangat mudah diserap melalui kulit kepala dan masuk ke dalam tubuh hingga terus ke liver.
Seiring berjalannya waktu, hal ini tidak hanya membahayakan organ tubuh tapi juga bisa menyebabkan kerusakan serius seperti kasus yang dialami Chen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya