Suara.com - Anda mungkin akan terkejut bila mikroplastik yang belakang banyak dibahas media ditemukan di air kemasan ternyata ada pula di debu.
Ya, debu yang berasal dari dapur, sampah perabotan, karpet, pakaian, kemasan hingga ban karet ternyata mengandung mikroplastik, demikian temuan dari penelitian terkini. Mikroplastik yang ternyata ada dimana-mana ini, kata peneliti, menemukan jalan untuk sampai ke piring-piring saat kita makan.
Bagaimana caranya? Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris, tim meletakkan cawan petri kosong di atas meja makan dari tiga rumah yang dipilih secara acak.
Setelah proses makan malam selesai, cawan petri disegel dan dibawa pergi untuk kemudian analisis.
Di bawah alat mikroskop, para peneliti menemukan 14 buah mikroplastik di masing-masing cawan petri atau setara 114 fragmen setiap kali makan.
Bila dihitung-hitung, selama setahun rata-rata orang dapat menelan antara 13.700 hingga 68.400 fragmen yang berasal dari berbagai sumber seperti debu rumah tangga dan debu dapur.
Tim peneliti dari Universitas Heriot-Watt juga mengambil sampel jumlah plastik yang masuk ke perut melalui makanan laut khususnya kerang.
"Hasil ini mungkin mengejutkan bagi beberapa orang yang mengharapkan serat plastik dalam makanan laut lebih tinggi daripada yang ada di debu rumah tangga," kata penulis senior, Profesor Ted Henry dilansir news.com.au.
Penulis mengatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pencemaran mikroplastik kebanyakan berasal dari debu rumah tangga dan bukan dari proses memasak atau bahan baku makanan itu sendiri.
Baca Juga: Sambut Hari Kartini, Toko Online Ini Kasih Diskon untuk Perempuan
Meski begitu, laporan yang dibuat pemerintah Inggris telah memperingatkan bahwa jumlah plastik di lautan dunia akan meningkat dalam tiga dekade mendatang.
Dan walau jumlah plastik menurun, tetapi hal tersebut tidak benar-benar menghilang. Sebaliknya, plastik malah terurai menjadi polimer sangat kecil yang dikenal sebagai mikroplastik.
Mikroplastik ini yang kemudian diakui sebagai ancaman terbesar bagi laut di dunia. Mereka ringan dan mudah berpindah. Bagi banyak hewan, mikroplastik dianggap sebagai makanan.
Profesor Henry mengatakan tidak secara otomatis bahwa mikroplastik adalah benda beracun. Namun mikroplastik yang memiliki kandungan merkuri berpotensi membahayakan organisme hidup termasuk manusia.
Hingga saat ini tidak diketahui apakah penumpukan mikroplastik di perut dapat diserap oleh dinding kulit. Namun Profesor Henry curiga, mikroplastik dalam tubuh dapat bertindak sebagai jalan bagi zat beracun seperti DDT atau hexachlorobenzene masuk ke dalam tubuh.
"Ada kesenjangan penting dalam pengetahuan para ilmuwan yang perlu diisi, terutama di mana partikel-partikel plastik cenderung terakumulasi dalam jumlah besar dalam jangka waktu lama dan bagaimana ini berpotensi mempengaruhi ekosistem," tulis Profesor Henry.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru