Suara.com - Temuan mikroplastik pada air kemasan yang berasal dari beberapa negara, termasuk Indonesia yang dijadikan sampel pada penelitian yang dilakukan State University of New York, tentu membuat masyarakat cukup resah.
Pasalnya, banyak yang khawatir mikroplastik dapat mempengaruhi kesehatan. Lantas, apa sebenarnya mikroplastik? Dan, berbahayakah bagi kesehatan?
Menjawab pertanyaan tersebut Profesor di bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati, PhD mengatakan bahwa mikroplastik adalah partikel plastik dalam ukuran sangat kecil (kurang dari 5 mikron).
Partikel plastik berukuran sangat kecil ini, kata dia, bisa diperoleh dari berbagai sumber yang mengandung plastik, yang dapat diperoleh selama proses industri, packaging, maupun hasil degradasi dari senyawa plastik.
Sampai saat ini, tambah Prof Zullies, WHO menekankan bahwa belum ada data-data ilmiah bahwa mikroplastik berbahaya bagi kesehatan manusia, dan untuk itu diperlukan studi jangka panjang.
"Jadi, belum bisa dijawab mengenai reaksi atau efek samping yang terjadi pada manusia jika terus menerus minum dari minuman yang diduga terpapar mikroplastik, karena masih menjadi perdebatan," terangnya kepada suara.com melalui surat elektronik, Rabu (21/3/2018).
Namun demikian, lanjut Prof Zullies, beberapa jenis plastik lainnya memang telah banyak diteliti dan bisa berpengaruh terhadap kesehatan manusia, contohnya senyawa DEHP (Di(2-ethylhxyl)phthalate).
DEHP merupakan jenis plastik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan reproduksi dan perkembangan organ reproduksi pada hewan percobaan, efek teratogenik atau cacat janin termasuk penurunan jumlah janin hidup saat kelahiran, kelainan anatomi testis dan organ reproduksi, penurunan jumlah sperma serta penurunan kadar testosteron.
"Namun sekali lagi, terkait dengan mikroplastik, belum banyak penelitian yang melaporkan jenis plastiknya maupun dampaknya terhadap kesehatan," terang Prof Zullies.
Baca Juga: Gerindra Klarifikasi Pernyataan Prabowo 'Indonesia Bubar 2030'
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sejauh yang dapat ditelusuri, penelitian tentang efek mikroplastik baru dilakukan terhadap biota laut. Ini dikarenakan awal penemuan adanya mikroplastik adalah dari laut.
Prof Zullies juga mengatakan bahwa penelitian pertama tentang mikroplastik dilaporkan pada 1972, berupa laporan adanya plastik yang dijumpai pada plankton yang ada di laut Atlantik Utara, yang diduga berasal dari limbah yang menuju ke lautan.
Belakangan penelitian tentang keberadaan mikroplastik mulai merambah ke daratan, terutama pada tempat-tempat yang diduga banyak melibatkan atau menggunakan plastik. Ini dikarenakan, menurut Prof Zullies, mikroplastik merupakan senyawa sintetik yang berasal dari senyawa plastik.
Jadi, kata dia, mungkin saja ditemukan pada produk-produk lain yang menggunakan plastik sebagai kemasan, misalnya kosmetik dan lain sebagainya. Dan, karena merupakan senyawa sintetik, tentunya mikroplastik tidak secara alami terdapat pada sayuran, buah atau bahan pangan lain, kecuali jika ada kontaminasi.
"Mengingat hingga kini belum dapat dipastikan bahaya mikroplastik pada (jika ada) air minum kemasan. Jadi, masyarakat tidak perlu merespon terlalu berlebihan," jelas Prof Zullies.
Namun, lanjut dia, mengingat plastik memang senyawa yang sulit dimusnahkan dan menjadi polutan di Bumi, maka pengurangan penggunaan plastik menjadi tindakan yang bijaksana, seperti yang sudah sering diimbau oleh Pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Komdigi Sebut Indonesia Harus Mandiri Kembangkan AI biar Tak Bergantung Teknologi Asing
-
13 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September 2025: Skuad Mesti Gahar, Pele dan Petit Menantimu
-
25 Kode Redeem FF Terbaru 28 September 2025, Klaim Diamond dan Bundle Langka Sekarang
-
4 HP dengan Kamera Stabil di Bawah Rp3 Juta: Cocok untuk Konten Harian dan Video Anti-Goyang
-
Mending Beli iPhone 13 atau iPhone 16e? Duel iPhone Murah
-
27 Prompt Gemini AI Edit Foto Pasangan Jadi Ala Studio Profesional
-
Harga iPhone 13 di Indonesia Bulan September 2025, Turun Jelang iPhone 17 Tiba?
-
MediaTek Dimensity 9500, Otak Baru HP Flagship dengan Teknologi AI Generasi Terbaru
-
Pokemon Game Kartu Koleksi Hadirkan Seri Baru Evolusi Mega di Indonesia
-
Cara Cepat Dapat Jungle Egg di Grow a Garden, Rahasia Temukan Pet Tiger!