Suara.com - Menurut sebuah penelitian yang dilakukan peneliti dari Universitas Michigan, dikatakan bahwa lelaki yang memiliki kadar testosteron rendah memiliki risiko penyakit kronis, seperti diabetes dan hipertensi, yang lebih tinggi.
Sebelumnya, diyakini bahwa jumlah hormon tersebut lebih berhubungan dengan masalah seksual dan ukuran massa otot, dan bukannya masalah kesehatan secara umum.
"Kurang hormon testosteron dapat berkontribusi terhadap penurunan dalam kesehatan secara keseluruhan dan peningkatan risiko untuk penyakit kronis", kata pemimpin penelitian, Mark Peterson, dari Universitas Michigan di Amerika Serikat.
Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, tim meneliti data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Amerika Serikat. Mereka kemudian memeriksa lebih jauh tentang masalah hipogonadisme pada lelaki.
Hipogonadisme sendiri merupakan istilah medis ketika hormon seksual yang dihasilkan oleh kelenjar seksual (pada laki-laki disebut testis dan pada perempuan disebut ovarium) berada di bawah jumlah normal.
Tim kemudian memeriksa prevalensi sembilan masalah kesehatan kronis termasuk diabetes tipe 2, arthritis, penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit paru-paru, trigliserida, hiperkolesterolemia, hipertensi, dan depresi klinis pada lebih dari 2.000 responden lelaki yang berusia di atas 20 tahun.
Hasilnya menunjukan prevalensi multimorbiditas penyakit kronis terjadi pada kelompok lelaki usia muda, setengah baya, dan tua yang kekurangan hormon testosteron.
Menurut Peterson, lelaki harus peduli tentang penurunan hormon testosteron, bahkan jika belum mencapai tingkat diagnosis klinis atau kurang dari 300 nanogram per desiliter.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif