Suara.com - Sejak 2014 lalu, setiap bungkus rokok harus mencantumkan gambar seram yang bertujuan sebagai peringatan kesehatan, dengan total luas 40 persen dari area bungkus rokok. Gambar seram tersebut diharapkan dapat memberi gambaran mengenai dampak yang ditimbulkan dari rokok, sehingga masyarakat kian rasional ketika akan memutuskan untuk membeli rokok.
Sayang, gambar peringatan tersebut tampaknya belum terlalu efektif mencegah orang untuk merokok atau membuat orang berhenti merokok. Untuk itu, Kementerian Kesehatan melakukan perubahan pada peringatan kesehatan bergambar tersebut.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, mengatakan bahwa setelah empat tahun pemberlakuan peringatan kesehatan bergambar yang diamanatkan PP Nomor 109 Tahun 2012, pihaknya mengevaluasi bahwa tiga dari lima peringatan kesehatan bergambar kurang efektif dalam mencegah orang berhenti merokok.
"Jadi tiga gambar itu kita ganti. Sedangkan dua lainnya masih dirasa efektif untuk mencegah orang menggunakan rokok, jadi masih dipakai," ujar Anung dalam temu media peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Ia mengatakan, dengan pembaruan peringatan kesehatan bergambar ini, Kementerian Kesehatan akan memberi waktu selama enam bulan bagi perusahaan rokok mengganti gambar yang lama dengan yang baru. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga berencana meningkatkan perluasan proporsi peringatan kesehatan bergambar menjadi 60-75 persen.
"Perluasan gambar sedang diupayakan dengan perubahan PP nomor 109. Kita sudah menginisiasi itu secara bertahap dengan seluruh stakeholders. Masih didiskusikan antara 60-75 persen (perluasannya)," tambah Anung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis