Suara.com - Paparan asap rokok selama kehamilan selama ini dianggap membahayakan bagi janin. Penelitian yang dilakukan Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia baru-baru ini mempertegas hubungan itu.
Setelah melakukan studi kohort kurun 1997-2014 terhadap keluarga perokok kronis, mereka menemukan kaitan antara paparan asap rokok dengan kejadian stunting alias kondisi kurang gizi kronis sejak dalam kandungan.
Teguh Dartanto, PhD, Kepala Departemen llmu Ekonomi FEB Ul sekaligus penanggung jawab penelitian ini mengatakan, anak dari perokok kronis memiliki risiko stunting 5,5 persen Iebih tinggi dibandingkan dengan anak dari orangtua bukan perokok.
"Ketika sudah adiktif dengan rokok maka orang akan menjadikannya sebagai prioritas. Dia bisa mengorbankan pengeluaran makanan bergizi untuk membeli rokok. Anak-anak akan mengalami malnutrisi dan kemungkinan kecerdasannya berkurang," ujar dia dalam pemaparan hasil penelitian di Jakarta, Senin (25/06/2018).
Dalam kesempatan yang sama, dr Bernie Endyarni Medise, Sp A(K), MPH, Anggota Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia menjelaskan kaitan antara rokok dan stunting yang sudah terjadi sejak dalam kandungan. Menurut dia, paparan rokok selama hamil bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang pada gilirannya memicu penurunan oksigen ke seluruh tubuh.
"Tali pusat juga akan mengalami gangguan sehingga distribusi nutrisi terhambat. Oleh sebab itu banyak literatur yang mengatakan ibu hamil merokok bisa membuat anak lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, atau lahir cacat bahkan kematian," tambah dia.
Selain itu, lanjut dr Bernie, paparan asap rokok juga bisa mengganggu penyerapan nutrisi pada bayi dan balita. Hal ini memicu gangguan antar neuron atau sel saraf yang pada gilirannya mempengaruhi fungsi kognitif anak.
"Banyak penelitian mengatakan ada hubungan antara merokok dengan gangguan penyerapan vitamin C. Vitamin C ini antioksidan yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Merokok juga berhubungan dengan penyerapan beta karoten, selenium, zinc, vit B kompleks yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak," tambahnya.
Baca Juga: Polisi Tak Netral di Pilkada Jawa Barat Akan Kena Sanksi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit