Suara.com - Jelang pelaksanaan Imunisasi Measles Rubella (MR) Fase 2, Komnas Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) melaporkan, hasil evaluasi imunisasi MR fase pertama yang berlangsung pada Agustus hingga September 2017 lalu, yang mencatatkan jumlah kejadian ikutan pascaimunisasi hanya 255 kasus.
Dr Toto Wisnu Hendrarto, Sp.A (K) yang mewakili, mengatakan bahwa dari 35 juta dosis vaksin yang diberikan, jumlah kejadian ikutan pascaimunisasi hanya 255 kasus. Bahkan, dari jumlah tersebut, setelah diselidiki hanya 18 kasus yang tergolong reaksi simpang atau berhubungan langsung dengan imunisasi.
"Kalau kita lihat lagi definisi KIPI itu kan semua kejadian medis yang terjadi setelah imunisasi. Tapi kejadian medis ini harus dianalisa lagi kausalitasnya, apakah berhubungan dengan reaksi vaksin," ujar dr Toto dalam temu media Kampanye Imunisasi Measles Rubella di Kemenkes, Selasa (31/7/2018).
Ia menambahkan, reaksi akibat vaksin itu sendiri bisa dibagi lagi menjadi reaksi yang berhubungan dengan kualitas vaksin atau reaksi akibat suntik, atau reaksi akibat penyakit lain yang berhubungan saat diberi vaksin. Dari 18 kasus KIPI, sembilan kasus terjadi akibat reaksi vaksin serius karena demam, 6 kasus akibat reaksi suntik, dan 3 kasus akibat kesalahan pelaksanaan program.
"Belajar dari 18 kasus itu kita instropeksi semua kita analisis manajemen vaksin harus sesuai prosedur. Dalam hal pemberian vaksin harus mengikuti panduan prosedur. Harus berdasarkan pengalaman kemarin untuk dijadikan evaluasi," tambah dia.
Untuk mencegah terjadinya KIPI, Prof Dr dr Soedjatmiko SpA (K) dari SATGAS Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia mengimbau agar orangtua memastikan kondisi anak sehat saat akan diimunisasi. Jika terjadi demam atau batuk pilek, maka sebaiknya pemberian imunisasi ditunda.
"Anak sedang batuk, pilek, demam kita tunda. Jadi setelah nggak demam kita ikutkan imunisasi ke sekolah lain atau ke praktik dokter sesuai kebijakan setiap daerah. Kalau batuk pilek kita tunda, bukan tidak boleh," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara