Suara.com - Seorang bocah berusia tujuh tahun di Aceh berinisial H dilaporkan sempat lumpuh usai mendapat imunisasi MR (Measles and Rubella) yang menjadi program pemerintah sepanjang Agustus-September di luar Pulau Jawa. Informasi seperti ini tentu saja bisa membuat para orangtua khawatir dan mengurungkan niat untuk memberikan imunisasi pada si kecil.
Dr. Toto Wisnu Hendrarto, Sp.A (K) dari Komnas Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) ikut memberikan komentar.
"Definisi KIPI itu sendiri meliputi semua kejadian medis yang terjadi setelah imunisasi. Namun, kejadian medis ini harus dianalisis lagi apakah berhubungan langsung dengan reaksi vaksin atau karena penyakit yang sebelumnya telah diderita anak," ujar dr Toto dalam temu media beberapa waktu lalu.
"Reaksi akibat vaksin itu sendiri bisa dibagi lagi menjadi reaksi yang berhubungan dengan kualitas vaksin, atau reaksi akibat suntik, atau reaksi akibat penyakit lain yang berhubungan saat diberi vaksin. Jadi bukan berarti kejadian medis yang terjadi sudah pasti karena vaksin, itu harus dianalisis lagi," lanjutnya.
Ia menambahkan, dalam hal pemberian vaksin tenaga medis harus mengikuti panduan prosedur. Selain itu pastikan pula bahwa anak yang akan diimunisasi harus dalam kondisi sehat.
Untuk mencegah terjadinya kejadian medis setelah imunisasi, Prof Dr. dr. Soedjatmiko SpA (K) dari SATGAS Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia mengimbau agar orangtua melihat kondisi anaknya sebelum memutuskan untuk diimunisasi. Jika anak demam, batuk, atau pilek maka sebaiknya pemberian imunisasi ditunda.
"Anak sedang batuk, pilek, demam kita tunda. Jadi setelah nggak demam kita ikutkan imunisasi ke sekolah lain atau ke praktik dokter sesuai kebijakan setiap daerah. Kalau batuk pilek kita tunda, bukan tidak boleh," tambah dia.
Berkaca pada pelaksanaan Imunisasi Measles Rubella (MR) Fase 1 pada Agustus-September 2017 lalu, Komnas KIPI menemukan bahwa dari 35 juta dosis vaksin yang diberikan, jumlah kejadian ikutan pasca imunisasi hanya 255 kasus. Bahkan dari jumlah tersebut, setelah diselidiki hanya 18 kasus yang tergolong reaksi simpang atau berhubungan langsung dengan imunisasi.
Baca Juga: Gadis Diperkosa Bergilir Duo Begal Sadis di Kelapa Gading
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan