Suara.com - Hanya dalam waktu enam bulan, sekitar 41.000 orang di Eropa dinyatakan telah terinfeksi campak hingga menyebabkan 37 orang di antaranya meninggal dunia.
Tahun lalu, ada sekitar 23.927 kasus campak di Eropa dan 5.273 kasus campak yang terjadi pada 2016.
Ahli menyatakan bahwa lonjakan infeksi campak di Benua Biru terjadi akibat masifnya gerakan anti vaksin.
Campak sendiri merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyebar melalui cairan yang biasa keluar saat batuk atau bersin.
Meski bisa pulih sepenuhnya, tetapi campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti encephalitis atau infeksi dan pembengkakan otak, kejang-kejang serta pneumonia.
Upaya untuk mencegah penularan campak adalah dengan menjalankan vaksin MR.
Tapi selama 20 tahun terakhir, vaksin MR dituding menjadi penyebab masalah autisme hingga membuat banyak orang Eropa enggan melakukan vaksin MR.
Di Indonesia sendiri, vaksin MR tengah menjadi sorotan karena dianggap mengandung unsur babi hingga diragukan ke-halal-annya.
Meski demikian, lembaga kesehatan Inggris, NHS dan Majelis Ulama Indonesia tetap merekomendasikan semua anak menerima vaksin MR untuk mencegah penularan penyakit campak yang berbahaya.
Baca Juga: Menyoal Kandungan Babi dalam Vaksin
"Ini kemunduran parsial menunjukkan bahwa setiap orang yang kurang diimunisasi rentan di mana pun mereka tinggal. Dan setiap negara harus terus mendorong untuk meningkatkan cakupan dan menutup kesenjangan masalah kekebalan," kata pejabat WHO, Dr Nedret Emiroglu.
Dr Mary Ramsay, kepala badan imunisasi dari Public Health England (PHE) mengatakan bahwa banyak kasus campak terjadi karena remaja dan orang dewasa Inggris melewatkan vaksin MR saat kecil.
"Siapa pun yang ketinggalan vaksin MR di masa lalu atau tidak yakin jika mereka pernah diberi dua dosis, harus menghubungi dokter mereka untuk mengejar ketinggalan. Kami akan mendorong orang untuk memastikan mereka mendapatkan vaksin MR sebelum bepergian ke negara-negara dengan wabah campak yang sedang berlangsung," katanya.
Sementara itu, Dr Pauline Paterson dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan satu-satunya cara untuk mencegah campak adalah dengan menjalani vaksin. "Satu kasus saja sudah terlalu banyak, dan jumlah kasus campak tahun ini sangat mencengangkan."
Tag
Berita Terkait
-
Pramono Anung Bicara Kasus Campak di Jakarta, Ada Peningkatan?
-
Sesumbar Kasus Campak di Jakarta Tak Naik, Pramono: Tak Seperti yang Dikhawatirkan!
-
Alarm Kemanusiaan: 20 Anak di Sumenep Meninggal Akibat Campak, Menkes Turun Tangan
-
Waspada! Menkes Sebut Campak 18 Kali Lebih Menular dari COVID-19, KLB Mengancam Sejumlah Wilayah
-
CEK FAKTA: Benarkah ASI Bisa Menggantikan Imunisasi Campak dan Polio?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental