3. Manfaat minyak jintan hitam sebagai obat herbal
Minyak jintan hitam mungkin juga bermanfaat untuk beberapa kondisi kesehatan, termasuk:
Kanker
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa thymoquinone dalam minyak jintan hitam dapat memengaruhi kematian sel terprogram, atau apoptosis, dalam beberapa jenis sel kanker. Ini termasuk kanker otak, leukemia, dan sel kanker payudara.
Namun, banyak penelitian tentang efek minyak jintan hitam pada kanker menggunakan sel yang diambil dari manusia (bukan langsung ke tubuh manusianya), sehingga para peneliti belum tahu seberapa efektif minyak tersebut dapat mengobati pasien kanker.
Fungsi hati dan ginjal
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus, minyak jintan hitam dapat mengurangi komplikasi penyakit hati dan memperbaiki struktur organ ginjal. Peneliti tidak tahu apakah efek ini juga akan terjadi pada manusia.
Diabetes
Minyak jintan hitam mungkin bermanfaat bagi pasien diabetes, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Complementary Therapies in Medicine pada 2015.
Baca Juga: Cetak Empat Gol bagi PSG, Neymar Sebut Mbappe Fenomenal
Para peneliti menganalisis penelitian yang diterbitkan sebelumnya tentang penggunaan N. sativa untuk diabetes dan menyimpulkan bahwa herbal ini mengatur kadar gula darah dan kolesterol. Akan tetapi, masih diperlukan uji klinis untuk memperjelas efeknya.
Kesuburan untuk lelaki
Uji klinis terkontrol plasebo pada pria dengan sperma abnormal dan masalah kesuburan telah menemukan bahwa minyak jintan hitam dapat meningkatkan gerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma serta volume air mani.
Rematik
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Immunological Investigations, minyak jintan hitam dapat membantu dalam mengobati rematik. Penelitian ini dilakukan pada 43 wanita dengan rematik ringan sampai sedang yang mengonsumsi kapsul minyak jintan hitam atau plasebo setiap hari selama satu bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan dengan minyak jintan hitam menyebabkan pengurangan gejala arthritis (yang dinilai oleh skala rating DAS-28), tingkat penanda peradangan darah, dan jumlah sendi yang bengkak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis