Memandikan bayi terlalu cepat setelah lahir dapat menyebabkan gula darahnya merosot turun. Kenapa?
Langsung memandikan bayi segera setelah ia lahir dapat menyebabkan hipotermia, yang efeknya akan langsung menurunkan gula darah. Selain itu, mandi menyebabkan bayi kaget dan menangis karena stres kedinginan. Pelepasan hormon stres dalam jumlah banyak dapat menyebabkan gula darah bayi menurun.
Ketika gula darah bayi turun, ia akan tampak sangat mengantuk dan tidak mau menyusu sehingga menyebabkan gula darahnya semakin turun lebih banyak lagi.
Di sisi lain, bayi juga kehilangan plasenta sebagai sumber gula darahnya segera setelah ia dilahirkan.
Banyak pakar kesehatan neonatal yang menganjurkan untuk menunda waktu mandi pertama bayi sampai tanda-tanda vital dan suhu bayi telah stabil.
“Bayi yang baru lahir sekarang tidak lagi langsung dimandikan di rumah sakit,” ungkap dr Srie Prihianti, Sp.KK, PhD, FINSDV, FAADV, selaku ketua Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) dari PERDOSKI.
Dr. Yanti, sapaan akrabnya, menganjurkan orangtua untuk memandikan bayi setidaknya 2-4 jam setelah ia lahir.
“Lemak-lemak vernix akan kita (dokter-red) biarkan menempel di kulit bayi sampai akhirnya nanti lepas sendiri,” lanjut dr. Yanti ketika ditemui oleh tim Hello Sehat di kawasan Mega Kuningan, Senin (5/11).
Pernyataan dr Yanti ini juga sejalan dengan rekomendasi terbaru dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). WHO menyarankan setiap orangtua untuk menunda memandikan bayi baru lahir sampai setelah 24 jam kelahirannya, atau hingga 48 jam jika bayi lahir lewat caesar.
Baca Juga: Tabur Bunga Siswa SD YPK Imanuel di Rumah Keluarga Gaban
Selain itu, Anda sebaiknya juga tidak serta-merta membilas bersih vernix yang masih menempel pada kulit bayi saat memandikannya. Tujuan mandi pertama bayi juga seharusnya hanya sebatas untuk menghilangkan kotoran seperti darah dan sisa-sisa mekonium (feses pertama bayi).
Setelah bisa pulang ke rumah, bayi tidak perlu mandi setiap hari. American Association of Pediatricians (AAP) menyarankan ortu untuk mengelap badan bayi hanya satu atau dua kali seminggu, menggunakan spons lembap saja sampai tali pusatnya benar-benar sembuh.
Namun di antara waktu mandinya, Anda tetap perlu menjaga agar wajah, tangan dan alat kelaminnya tetap bersih dengan mengelapnya seperti biasa biasa.
Barulah ketika usianya sudah agak besar, Anda boleh mandikan bayi 1-2 kali sehari dengan air hangat yang juga baik untuk kesehatan bayi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030