Suara.com - Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan periode emas bagi tumbuh kembang anak, termasuk pada 270 hari masa kehamilan normal. Namun, bagaimana dengan anak yang Iahir sebelum masa kehamilan normal selesai, atau prematur?
Disampaikan dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, SpA (K) selaku Dokter Anak Konsultan Neonatalogi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) anak yang terlahir prematur berisiko mengidap kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus karena dapat berdampak pada tumbuh kembangnya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Perlu diingat bahwa masa depan anak tidak hanya ditentukan setelah ia lahir. Masa depan seorang anak dipengaruhi oleh status kesehatan pada 1000 hari pertama, dimulai sejak masih di dalam kandungan ibu (270 hari)," ujar dr Putri dalam Bicara Gizi bertema 'Dukung Si Kecil yang Lahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal' di Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
Ia menambahkan, bayi prematur memiliki banyak tantangan kesehatan setelah Iahir, seperti gangguan pernafasan, peningkatan risiko infeksi, dan peningkatan risiko penyakit tidak menular atau non communicable diseases (NDS) seperti hipertensi dan diabetes di kemudian hari, atau masalah kesehatan yang lain
Salah satu cara mengurangi hal tersebut adalah dengan mengetahui faktor risiko ibu melahirkan anak prematur. Menurut dr Putri, kondisi ibu saat mengandung sangat berpengaruh pada risiko anak lahir prematur.
"Kondisi hipertensi, diabetes, asma, gangguan tiroid, pre-eklamsia, serta gangguan autoimun dan anemia pada calon ibu merupakan beberapa faktor yang dapat memicu anak lahir secara prematur," tambah dia.
Lantas, bagaimana jika kasus anak terlahir prematur terjadi? dr. Putri mengatakan perawatan anak prematur bisa dikategorikan sangat rumit dan kompleks karena besarnya risiko yang dapat terjadi pada awal kehidupannya. Itu sebabnya ketika anak lahir prematur, salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah penanganan nutrisi untuk mengejar ketinggalan tumbuh kembang selama periode emas 1000 HPK tersebut.
"Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi secara optimal, tidak terlalu berlebihan ataupun kekurangan. Asupan nutrisi diberikan dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan yang seharusnya dicapai pada saat di dalam kandungan. Pemberian nutrisi bersifat individual dan dipantau menggunakan grafik pertumbuhan," tambah dia.
Tak hanya nutrisi, dr Putri menambahkan anak prematur yang baru lahir dengan pertimbangan klinis khusus juga memerlukan skrining pemeriksaan mata, telinga, tulang, darah, dan pemeriksaan ultrasonografi kepala karena kelompok bayi ini rentan terhadap gangguan pada beberapa sistem vital tubuh tersebut.
Baca Juga: Irjen Pol BS Menyesal Pernah Mengenal Sisca Dewi
"Jadi pemantauannya tidak hanya ketika berada di rumah sakit, tapi ketika sudah diperbolehkan pulang juga harus dipantau dengan rutin memeriksakan ke dokter anak," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya