Suara.com - Penyakit demam berdarah menyerang siapa pun tanpa pandang bulu, ulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang yang sudah tua.
Penyakit ini tidak menular secara langsung, tapi nyamuk pembawa virus dengue bisa menyebarkan virus melalui gigitan di kulit. Jadi, tak heran jika ada satu atau dua orang dalam satu keluarga atau lingkungan yang terkena demam berdarah bersamaan.
Virus demam berdarah memengaruhi beberapa sistem tubuh, yaitu sistem imun, sistem hati, dan juga pembuluh darah. Jika seseorang terinfeksi demam berdarah, ia akan mengalami fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Pada fase-fase inilah sistem tubuh mulai diserang oleh virus demam berdarah.
"Ketiga fase demam berdarah tersebut dialami oleh segala usia, baik anak-anak maupun orang dewasa. Ya, fasenya sama. Namun, belum tentu terjadi kebocoran plasma (plasma leaked) di fase kritis. Ini tergantung pada respons tubuh setiap orang dan faktor risiko lainnya,” tegas Dr dr Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI, dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat dilansir Hello Sehat.
Fase demam menandakan bahwa sistem imun sedang mencoba melawan peradangan yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Demam akibat DBD sangat khas, yaitu terjadi secara mendadak dengan suhu tubuh lebih dari 39 derajat Celcius.
Selain demam tinggi mendadak, pasien akan merasakan gejala lain seperti nyeri otot, sakit kepala, mual dan muntah, serta rasa sakit di belakang mata. Biasanya demam ini akan terjadi selama 2 sampai 7 hari. Setelah melewati fase demam, pasien DBD akan mengalami fase kritis.
Sama seperti namanya, fase kritis menandakan kondisi serius yang perlu pengobatan segera. Pasalnya, pada beberapa kasus, pasien sering kali mengalami perdarahan dan kebocoran plasma darah. Kondisi ini terjadi akibat plasma darah keluar dari saluran pembuluh darah karena celah pada sel endotel terus membesar.
Kebocoran plasma darah ini dapat menyebabkan pasien merasakan sakit perut parah, mimisan, muntah terus-menerus, dan pembesaran organ hati.
Jika pasien tidak mengalami kebocoran plasma atau bisa melewati fase ini, maka tubuh akan mencoba pulih kembali. Fase ini disebut dengan fase penyembuhan dan pasien akan kembali mengalami demam. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Kesehatan pasien berangsur-angsur membaik dan gejala perlahan berkurang. Pasien akan kembali bisa makan dengan lahap dan mulai menjalani aktivitas seperti biasanya.
Baca Juga: Habib Rizieq Titip Pesan ke Reuni Akbar 212: Salam dari Ana
Namun, fase demam pada anak sering menyebabkan dehidrasi penyebab anak demam
Pada fase demam, ada satu gejala tambahan yang bisa terjadi pada anak, yaitu dehidrasi. Dibanding orang dewasa, anak-anak cenderung lebih mudah kurang cairan saat demam tinggi. Suhu tubuh yang panas bisa mengurangi jumlah kadar cairan di dalam tubuh. Apalagi anak-anak belum bisa merawat dirinya sendiri dengan minum cukup air atau belum mampu memberi tahu orangtuanya kapan ia butuh minum.
Untuk menghindarinya, asupan cairan saat demam harus ditingkatkan. Bukan cuma air putih, orangtua bisa memberikan minuman elektrolit, jus buah, maupun susu.
Jangan lupa untuk mengompres tubuh anak dengan handuk hangat supaya badan si kecil jadi lebih nyaman sehingga demam berdarah dapat dihindari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya