Suara.com - Bagi Anda yang memiliki bayi dengan pemberian ASI eksklusif tentu pernah merasa bahwa berat badan buah hati Anda tak 'sesubur' bayi yang diberi susu formula.
Lantas hal ini membuat Anda bertanya-tanya apakah wajar bayi dengan ASI eksklusif mengalami pertambahan berat badan yang lebih lambat?
Disampaikan Dr Elizabeth Yohmi Sp A (K)dari Rumah Sakit Carolus, Salemba selaku Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia, selama ini rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Banyak orangtua membandingkan bobot tubuh bayinya dengan kurva bayi lain sehingga merasa was-was dengan kondisi buah hatinya.
"Bayi ASI kecil padahal di kurva bagus-bagus aja kok, itu ideal. Jadi si ibu kerap bandingin sama kurva bayi lain. Masih ada anggapan bahwa bayi yang gemuk itu lucu, chubby, sehingga orangtua was-was dengan kondisi buah hatinya yang kecil," ujar dr Yohmi di sela-sela bedah buku di Gedung IDAI, Sabtu (29/12/2018).
Dokter Yohmi mengakui bahwa dibandingkan bayi yang diberi ASI eksklusif, bayi dengan susu formula cenderung mengalami penurunan berat badan yang kecil yakni berkisar 1.2 persen. Sementara bayi ASI eksklusif bisa mengalami penurunan berat badan 4-9 persen.
Menurut dia hal ini wajar karena pada bayi yang diberi susu formula, dosis pemberian susu sudah ditentukan melalui takaran dan bisa diberikan setiap hari dengan jumlah yang sama. Sementara pada bayi dengan ASI eksklusif kerap menghadapi tantangan produksi susu yang tidak stabil hingga masalah perlekatan di puting susu ibu.
"Biasanya pada bayi ASI eksklusif penurunan BB terbanyak ada di 2 hari pertama bisa 4-9 persen. Ini turun karena fase laktogenesis. Hari pertama saja ASI yang keluar cuma 15-30 ml sudah syukur banget. Jadi tidak usah khawatir," tambah dia.
Meski demikian, dr Yohmi mengatakan penurunan berat badan yang harus diwaspadai adalah jika melebihi 10 persen dari berat badan awal. Pada kondisi ini, orangtua harus melihat lagi apakah ada masalah dalam proses menyusui atau bayi memang dalam kondisi sakit.
"Kalau kehilangan lebih dari 10 persen harus diwaspadai bisa karena manajemen menyusui yang kurang tepat. Atau karena ada kelainan metabolik bayi jadi sulit menghisap, ini harus dipantau. Biasa kehilangan BB lebih dari 10 persen terjadi pada ibu dengan persalinan caesar, sehingga bayi tidak dapat menghisap payudara ibu dengan baik," tandas dia.
Baca Juga: Kenalin, Melissa Satta Si Cantik yang Bikin Boateng Kerap Cedera
Tuh, bunda tak perlu khawatir ya jika berat badan bayi ASI lebih kecil, yang penting sehat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan