Suara.com - Terobosan Baru, Bedah Minimal Invasif untuk Atasi Gangguan Otot dan Tulang
Tak harus dengan operasi besar, gangguan otot dan tulang kini bisa ditangani dengan terobosan baru teknik bedah minimal invasif. Apa itu?
Belakangan, keluhan pada otot dan tulang tak hanya dialami orang lanjut usia tetapi juga pada anak muda. Pergeseran gaya hidup seperti bekerja di depan laptop dan adiksi terhadap gawai menjadi salah satu penyebabnya.
"Manusia zaman now memang agak berubah trennya. Dulu nggak ada gadget, orang jarang main HP. Hal ini menyebabkan 80 persen keluhan nyeri punggung justru dialami anak muda usia produktif. Jadi penyakit ini bukan hanya milik orang tua saja tapi juga anak muda yang kebanyakam duduk dan posisinya salah ketika mengetik di depan komputer," ujar dr. Carles Siagiaan, Sp.OT-K anggota Sports, Shoulders & Spine Clinic di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dalam temu media, Senin (21/1/2019).
Selain gaya hidup, usia juga memainkan peranan penting dalam memicu gangguan otot dan tulang. Fakta menunjukan bahwa setelah melewati usia 45 tahun, tulang berisiko mengalami gangguan yang akan membatasi aktivitas, di mana sebagian besar dari kondisi tersebut seharusnya dapat diatasi jika pasien mendapatkan penanganan yang tepat.
"Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, prosedur minimal invasif atau dikenal dengan teknik bedah laparoskopik sudah diterapkan dalam menangani kasus-kasus muskuloskeletal," ujar dr. Henry Suhendra, Sp.OT selaku Ketua dari Sports, Shoulder & Spine Clinic Siloam Hospital Kebon Jeruk.
Tindakan laparoskopik ini, kata dia terdiri dari Arthroscopy yakni prosedur untuk mendiagnosis dan menangani sejumlah gangguan sendi), PELD/ Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy yakni prosedur pembebasan saraf terjepit di punggung dan PECD/ Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (prosedur pengobatan kasus herniasi bantalan sendi tulang belakang khususnya area servikal atau leher).
"Teknik bedah ini dilakukan oleh tim dokter spesialis berkompetensi dengan menggunakan peralatan laparoskopik canggih yang dimasukan melalui 3-4 sayatan kecil seukuran lubang kancing," tambah dr Henry.
Dengan menggunakan teknik minimal invasif, luka bekas operasi relatif kecil yaitu 0,5 cm dengan perdarahan yang minimal yaitu kurang dari 50 cc. Waktu yang diperlukan untuk prosedur bedah yang terhitung kompleks ini cukup singkat yaitu sekitar 45-90 menit.
Baca Juga: Napi Lapas Lampung Paksa Istri Siaran Langsung Bersetubuh dengan Ayahnya
"Serta pada kasus tertentu pasien dapat pulang ke rumah dalam waktu beberapa jam setelah operasi. Jadi tidak selalu penanganan otot dan tulang harus berakhir di meja operasi," tandas dia.
Berita Terkait
-
Dokter Sebut Tak Semua Kasus Patah Tulang Harus Dioperasi, Kenapa?
-
Penyakit Langka, Otot Model Ini Mengeras dan Berubah Jadi Tulang
-
Tulang Menonjol Hingga Menembus Paha, Bocah Difabel Butuh Bantuan
-
Berharap Terobosan Baru di Iptek, KLHK Tambah 2 Profesor Riset
-
Idap Osteoporosis Waspadai Risiko Patah Tulang Belakang
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis