Suara.com - Aktris dan model Kenya Moore menjalani proses kelahiran anaknya yang tak terlupakan. Betapa tidak, perutnya disayat secara horizontal (melintang) dan vertika (tegak) agar bayinya bisa dikeluarkan. Hal tersebut bahkan membuatnya bisa saja tak selamat.
Wanita 47 tahun itu melahirkan putri pertamanya, Brooklyn Doris pada November 2018 lalu. Namun, Kenya mengalami kehamilan yang sulit. Dokter mengatakan, dia mengalami kehamilan ektopik atau hamil di luar rahim.
Kondisi makin runyam ketika Kenya didiagnosis dengan preeklampsia, suatu kondisi yang ditandai dengan retensi cairan yang ekstrem dan tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi serius atau fatal. Kondisi ini menyebabkan Kenya membengkak dan berat badannya naik 7,5 Kg dalam satu minggu, seperti dilansir HiMedik.com dari Metro, Kamis (13/12/2018).
Setelah tekanan darahnya meroket, Kenya dibawa ke rumah sakit untuk melahirkan putrinya secara prematur, yakni enam minggu lebih awal. Bedah sesar darurat pun berlangsung selama tiga jam.
Karena persalinannya terhalang fibroid, perut Kenya harus disayat dua kali, secara horizontal atau melintang dan vertikal atau tegak. Dia pun harus diberi anestesi setelah epiduralnya habis.
''Mereka tidak bisa mengeluarkan bayinya. Karena semua komplikasi ini, mereka tahu, jika mereka menyayat sampai fibroid, saya bisa berdarah sangat banyak dan mati,'' ungkap Kenya.
''Jadi mereka akhirnya memotong perut saya secara vertikal juga, untuk mengeluarkan bayi dan memastikan saya selamat dari operasi. Mereka sangat takut mereka akan kehilangan saya.''
Ia pun bersyukur, dirinya dan si kecil Brooklyn berhasil melalui masa-masa mengerikan itu dengan selamat dan sehat.
''Dia bayi yang tangguh, sangat teguh. Dan di setiap langkahnya, dia terus bertahan dan semakin kuat. Dia bayi ajaibku,'' ujar Kenya.
Baca Juga: Wanita yang Jadi Apoteker Gadungan Telah Bekerja 10 Tahun, Warga Resah
Sebelumnya, Kenya Moore telah menikah dengan pemilik restoran di New York, Marc (48) pada Juni lalu di St Lucia, setahun setelah mereka mulai berkencan. (HiMedik.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)
Berita Terkait
-
Gokil, Baru Operasi Caesar Zee Zee Shahab Siap Ikut Tokyo Marathon!
-
Setelah Jalani Bedah Sesar, Wanita Ini Alami Muntah Feses Selama 4 Hari
-
Bikin Merinding, Isi Perut Wanita Ini Keluar setelah Operasi Caesar
-
Sakit Kepala Usai Persalinan Caesar? Begini Cara Mengatasinya
-
Canggih, Tak Lama Lagi Operasi Caesar Bisa Dilakukan oleh Robot
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara