Suara.com - Angkak atau beras yang difrementasi dipercaya dapat menaikkan trombosit pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).
Tapi menurut dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), MSc, belum ada bukti nyata bahwa angkak dapat meningkatkan trombosit dalam darah.
"Sampai saat ini belum ada evidence based yang cukup kuat kalau angkak dapat menaikkan trombosit. Kalau pun misal dari dulu bisa, sudah kita gunakan," kata Mulya dalam acara 'Deman Berdarah yang Tak Kunjung Musnah' di Ruang Auditorium 2, Gedung Imeri FKUI, Jakarta Pusat, Rabu, (13/2/2019).
Senada dengan Mulya, Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI dari Universitas Indonesia juga mengatakan bahwa penurunan jumlah trombosit tidak melulu menjadi kunci kegawatan saat seseorang mengalami DBD.
Maka dari itu, usaha menaikkan trombosit akan percuma bila tidak dibarengi dengan usaha menurunkan kadar hematokrit.
Hematokrit sendiri merupakan kadar sel darah merah dalam darah yang dapat menjadi penanda adanya kebocoran plasma. Hal tersebut dapat berakibat fatal pada pasien DBD.
"Pada pasien DBD, trombosit memang turun tapi itu bukan target utama. Target utama adalah mencegah supaya jangan terjadi kenaikan pengentalan darah," kata Leonard.
Lalu, kapan waktu yang tepat bagi seorang pasien DBD untuk mendapatkan transfusi trombosit?
Kata Leonard, para pakar dan pelaku kesehatan telah bersepakat bahwa tidak semua pasien DBD perlu mendapatkan transfusi darah.
Baca Juga: Tertipu Hoaks, Dubes Inggris untuk Bosnia Puji Bintang Porno Sasha Grey
"Pada 2005, kami sepakat kalau transfusi trombisit dilakukan pada pasien dengan trombosit di bawah 100 ribu dan harus disertai pendarahan masif. Harus ada catatan pendarahan masif seperti muntah darah, BAB darah, mimisan, gusi berdarah. Itu kita anggap pendarahan masif baru kita berikan transfusi trombisit," tambah Leonard.
Hal paling penting kata Leonard, pasien DBD harus selalu berkecukupan cairan yang mengandung glukosa dan elektrolit.
Dan pembahasan angkak atau beras yang difrementasi dapat menaikkan trombosit pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) masih ada dalam pembuktian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia