Suara.com - Kisah Pilu Ibu di Australia yang Ingin Anaknya Disuntik Mati Jadi Viral.
Seorang ibu mengajukan permohonan yang memilukan kepada pemerintah Australia, ia meminta agar putranya dapat melakukan proses eutanasia di Austarlia dan tak perlu jauh-jauh pergi ke Swis.
Eutanasia sendiri merupakan tindakan sengaja untuk mengakhiri hidup dengan cara yang relatif cepat dan tanpa rasa sakit, untuk alasan kemanusiaan.
Mangutip Newscom.au, sang ibu yang bernama Barbra Thornton, mendesak para politisi Australia untuk melegalkan eutanasia di negaranya. Barbra ingin agar putranya Troy Thornton dapat mendapatkan eutanasia di Autralia, dekat dengan sanak keluarga.
Troy sendiri kini sudah meninggal dunia setelah mendapat suntikan mematikan di klinik euthanasia di Swis, beberapa waktu lalu.
Troy memiliki masalah pada sistem atrofi dan gangguan neurodegeneratif progresif yang membuatnya perlahan-lahan menjadi lumpuh.
Troy bahkan pernah mengatakan bahwa ia akan menjadi 'sayuran' karena penyakitnya.
"Pertama kamu tidak bisa berenang, lalu kamu tidak bisa berlari, berjalan, menendang kaki dengan anak-anakmu, kamu tidak bisa berselancar, mengemudi. Lalu kamu akhirnya menjadi sayuran," kata Troy saat masih hidup.
Sampai saat ini, tidak ada pengobatan yang tersedia untuk masalah yang diderita Troy dan tidak ada harapan bagi pasien seperti Troy untuk pulih.
Baca Juga: Intip 3 Gaya Manggung Dul Jaelani yang Disebut Mirip Ahmad Dhani
Di Australia sendiri, negara bagian Victoria menjadi lokasi pertama yang melegalkan eutanasia, meski begitu, Troy dianggap tidak memenuhi syarat untuk menjalani proses tersebut.
Syarat utama untuk proses kematian sukarela di Victoria adalah bahwa penyakit pasien harus pada tahap terminal.
Sementara pada kasus Troy, keluarganya tidak dapat menemukan dua dokter yang bersedia mengatakan dengan pasti bahwa Troy akan meninggal dalam waktu 12 bulan ke depan.
Ini juga menjadi alasan mengapa Troy dan keluarga harus terbang ke Swiss, jauh dari teman-teman dan keluarganya, untuk mengakhiri penderitaan yang Troy derita.
"Pasti ada sesuatu yang bisa dilakukan tentang ini. Saya harap ini menjadi warisannya ... Saya akan bangga akan hal itu dan mudah-mudahan suatu hari nanti akan berlalu dan orang-orang tidak akan melakukan perjalanan jauh," kata ibunda Troy kepada media The Age.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif