Suara.com - Kenali Sindrom Metabolik: Penyebab, Risiko, dan Cara Mengatasinya
Indonesia memiliki prevalensi cukup tinggi terhadap masalah sindrom metabolik. Sindrom metabolik sendiri memiliki arti sebagai kumpulan faktor risiko kesehatan yang bila tidak segera ditangani, bisa berakibat fatal.
Lalu, apa saja tanda-tanda seseorang mengalami sindrom metabolik?
Menurut Medical Expert Combhipar, dr. Sandi Perutama Gabi, jika seseorang mengalami tiga dari lima masalah kesehatan yaitu kadar gula darah tinggi, lemak berlebih di area pinggang, trigliserida tinggi, HDL rendah dan peningakatan tekanan darah, maka ia dianggap positif mengalami sindrom metabolik.
"Kalau ditanya mempengaruhi kualitas hidup, itu sudah pasti. Paling mudah, terkena tekanan darah tinggi, itu paling banyak diderita masyarakat Indonesia, yang nanti larinya ke masalah jantung. Dan data yang paling baru, ke ginjal. Itu akan berisiko gagal ginjal, dan yang seram-seram seperti cuci darah, transplantasi ginjal," kata dr Sandi di Bogor, Sabtu, (23/3/2019).
Beberapa penyebab utama masalah sindrom metabolik sendiri adalah gaya hidup, faktor genetik dan memasuki usia lanjut.
"Dari tiga yang bisa dicegah adalah gaya hidup, itu jelas. Hal yang paling gampang adalah memperbaiki pola makan dengan pilih karbohidrat yang lebih kompleks, konsumsi makanan tinggi serat dan lemak tidak jenuh. Serta beraktivitas fisik 30 menit dalam sehari," tambahnya.
Untuk mengajak masyarakat khususnya anak muda semakin gemar beraktivitas fisik, Combiphar melalui program Combi Run Academy mengajak 60 siswa-siswi dari 15 sekolah tingkat SMA berkumpul bersama untuk mendapat pembelajaran dasar olahraga lari bersama komunitas IndoRunners. Dengan begitu, diharapkan budaya beraktivitas fisik secara rutin dapat dianggap sebagai kebutuhan terutama bagi generasi muda untuk menjaga kesehatan, termasuk menurunkan risiko sindrom metabolik.
Baca Juga: Doyan Ngemil Tidak Sehat, Hati-Hati Kena Sindrom Metabolik
"Dengan menginvestasikan waktu 30 menit untuk latihan fisik, dapat mengurangi sampai 17 persen risiko sindrom metabolik," kata dr Sandi lagi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas