Suara.com - Mus Mulyadi Meninggal karena Diabetes, Kenali 4 Tanda Gula Darah Tinggi.
Kabar duka menyelimuti dunia musik Indonesia. Musisi keroncong Mus Mulyadi meninggal dunia Kamis (11/4/2019) pukul 08.00 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah.
Mus Mulyadi meninggal pada usia 73 tahun karena menderita diabetes. Meninggalnya Mus Mulyadi akibat diabetes itu pun dibenarkan oleh adiknya, Mus Mujiono.
"Iya betul (Mus Mulyadi meninggal dunia, -red), karena penyakit diabetes. Meninggalnya tadi pagi sekitar pukul 08.00 di Rumah Sakit Pondok Indah," kata Mus Mujiono melalui sambungan telepon kepada Suara.com, Kamis (11/4/2019).
Kepergian Mus Mulyadi sebagai musisi keroncong kondang tentu menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Di sisi lain, meninggalnya Mus Mulyadi akibat diabetes juga menyadarkan publik akan pentingnya kesehatan tubuh. Sebab, penyakit diabetes yang diderita oleh Mus Mulayadi bisa saja menyerang siapa pun tanpa memandang usia.
Bahkan seseorang tanpa riwayat penyakit diabetes di dalam keluarganya pun masih memiliki kemungkinan menjadi penderita jika kurang perhatian dengan gaya hidup, pola makan dan kesehatan tubuh sendiri.
Karena, sebagian besar makanan yang dikonsumsi akan memengaruhi kadar gula darah, seperti makanan yang tinggi karbohidrat dan gula.
HiMedik melansir dari self.com, adapun 4 tanda utama jika kadar gula darah dalam tubuh terlalu tinggi yang bisa menyebabkan diabetes.
Baca Juga: Hipertensi dan Diabetes Penyebab Tertinggi Pasien Gagal Ginjal Kronik
1. Kelelahan
Kelelahan yang berlebih dan berkelanjutan tanpa aktivitas berat perlu menjadi perhatian khusus, karena bisa jadi itu tanda kadar gula darah dalam tubuh kita terlalu tinggi maupun rendah.
Dr. Adimoolam pun menyatakan seseorang perlu datang ke dokter jika merasa terlalu sering lelah meski sudah istirahat cukup untuk memastikan itu gejala awal diabetes atau tidak.
2. Penglihatan kabur
Penglihatan yang kabur juga bisa menjadi pertanda gula darah dalam tubuh terlalu tinggi. Karena, jumlah glukosa yang berlebih memengaruhi retina dan menyebabkan suatu kondisi yang disebut retinopati diabetik.
3. Sering buang air kecil
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?