Suara.com - Kasus Remaja Dilarikan ke IGD akibat Percobaan Bunuh Diri Meningkat
Kecelakaan bukan satu-satunya penyebab anak dan remaja dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit. Studi terbaru menyebut anak-anak dan remaja juga dilarikan ke IGD karena percobaan bunuh diri.
Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal JAMA Pediatrics, diketahui kasus remaja dilarikan ke IGD karena percobaan bunuh diri di Amerika Serikat meningkat, dari 580.000 pada tahun 2007 menjadi 1,12 juta pada 2015.
Peningkatan proporsi terjadi di kelompok anak-anak dan remaja usia 5 hingga 18 tahun, dari sebelumnya 2,2 persen menjadi 3,5 persen.
"Hanya satu kali melakukan percobaan bunuh diri bisa membuatnya meninggal bunuh diri di kemudian hari, dan gejalanya bisa dilihat ketika berada di IGD," ujar Dr. Brett Burstein dari Montreal Children’s Hospital dan McGill University Health Center di Montreal, Kanada, dilansir Reuters.
Burstein menyoroti kurangnya tindak lanjut pada kasus percobaan bunuh diri yang dialami anak-anak dan remaja ini. Menurutnya, sebagian besar petugas kesehatan di IGD tidak memberikan pelayanan yang komprehensif untuk pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja.
Penelitian dilakukan dengan memeriksa 59.921 kasus IGD anak dan remaja, dengan 1.613 di antaranya berkaitan dengan percobaan bunuh diri.
43 Persen kasus percobaan bunuh diri dilakukan oleh anak usia 5 hingga 10 tahun. Kasus percobaan bunuh diri anak dan remaja dilakukan lebih banyak oleh remaja kaukasia (72 persen) daripada ras kulit hitam (24 persen).
Nicholas Westers, psikolog dari Children’s Health Dallas sekaligus pengajar di University of Texas Southwestern Medical Center mengatakan bisa jadi peningkatan kunjungan ke IGD ini dikarenakan rujukan dari dokter umum atau dokter keluarga.
Meski begitu, ia meminta kepada orang tua untuk tetap memerhatikan kesehatan jiwa anak-anak dan remaja, terutama ketika mereka mengalami perubahan mood, perilaku, pola tidur, ataupun penurunan nilai akademik.
"Tidak mengapa bertanya kepada anak Anda apakah ia pernah memikirkan ingin bunuh diri. Jika iya dan ia menceritakan pengalamannya kepada Anda, maka segera cari bantuan profesional," tutur Westers.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah