Suara.com - Survei Ungkap Menu Sarapan Sehat Favorit Orang Indonesia, Apa Saja?
Sarapan sehat menjadi salah satu aktivitas penting yang seharusnya tak boleh dilewatkan. Dengan sarapan sehat, tubuh dapat menerima manfaat guna menjaga kesehatan pencernaan, otot, otak dah tubuh secara keseluruhan dalam waktu yang lama.
Namun, sudahkah masyarakat Indonesia paham mengenai menu sarapan sehat yang ideal? Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan perusahaan nutrisi, Herbalife Nutrition, masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya sarapan sehat bagi kesehatan tubuh.
Dalam survei bertajuk 'Survei Sarapan Sehat di Asia Pasifik 2019' 77 persen responden Indonesia menjadikan makanan sehat sebagai faktor utana dalam menentukan pilihan menu sarapan khasnya dibanding 52 persen responden yang memilih rasa sebagai pertimbangan utama.
"Saat ditanya tentang pilihan sarapan sehat khasnya, mayoritas responden dari Indonesia memilih telur sebagai bahan sarapan ideal dan khas Indonesia," jelas Ahli Nutrisi Herbalife, Dr. Hamid Jan di Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Lebih lanjut dia menjelaskan, susu juga menjadi pilihan sarapan sehat masyarakat Indonesia di pagi hari. Preferensi ini sedikit berbeda dengan responden dari Malaysia yang lebih menyukai kombinasi teh dengan olahan telur.
Sebenarnya, kata Dr Hamid, hal tersebut sudah cukup baik, karena berdasarkan rekomendasi, menu dengan protein harus dimasukkan pada saat sarapan, agar bisa memberikan efek kenyang lebih lama dan meningkatkan massa otot.
"Susu mengandung protein tinggi, kalsium dan vitamin lainnya. Sedangkan teh biasanya diminum dengan gula, yang efeknya akan sama seperti nasi, menjadi karbohidrat, namun rendah protein. Energi dari karbohidrat hanya akan bertahan sebentar, sedangkan energi dari protein akan bertahan lebih lama," jelas dia lebih lanjut.
Namun, untuk sarapan yang lebih seimbang, dia menyarankan agar masyarakat bisa mulai memasukan jumlah serat, yakni buah dan sayur dalam piring makan mereka, yang terbagi dalam 1/4 karbohidrat, 1/4 protein, 1/4 sayur, dan 1/4 buah.
Baca Juga: Sandwich Rendah Karbohidrat, Sarapan Sehat untuk Diabetesi
Sebaiknya, kata Dr. Hamid, jika tidak disertai dengan serat, kurangi jumlah karbohidrat saat sarapan dan perbanyak protein untuk mengurangi konsumsi kalori sepanjang hari.
Survei ini melibatkan 5.500 responden di 11 negara, yaitu Australia, Hong Kong, Indonesia, Jeoang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Tbailand dan Vietnam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia