Suara.com - Seorang remaja lelaki berusia 16 tahun ditemukan meninggal dunia saat dirinya bermain video game PlayerUnknown's Battlegrounds atau yang lebih dikenal dengan PUBG.
Melansir NDTV, ia meninggal dunia akibat terkena serangan jantung akibat tidak berhenti bermain selama 6 jam berturut-turut.
Furqan Qureshi, nama remaja tersebut, langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun para dokter dinyatakan gagal untuk menghidupkan remaja lelaki itu.
"Kematian itu mungkin disebabkan oleh serangan jantung parah yang dipicu secara tiba-tiba, tetapi sangat mengejutkan."
"Mungkin karena remaja itu telah memainkan permainan selama berjam-jam secara berurutan, ia bisa saja menggali semacam sindrom yang sulit untuk keluar," tutur Dr Ashok Jain, seorang ahli jantung di kota Neemuch, India, dan yang merawat Furqan.
Menurutnya, kegembiraan saat bermain video game ini kemungkinan telah menyebabkan lonjakan adrenalin yang menyebabkan peningkatan denyut jantung. Pada akhirnya menyebabkan serangan jantung.
Adik perempuan Furqan, Fiza, yang hadir di ruangan tempat dia bermain video game, mengatakan bahwa Furqan tiba-tiba mulai berteriak, "Blast it ... blast it".
Fiza juga mendengar Furqan berkata, "Ayan, kamu membuatku terbunuh dan membuatku kalah. Aku tidak akan bermain denganmu lagi," sebelum dia mengeluh sakit kepala parah dan jatuh di tempat tidur.
Ayah Furqan, Haroon Rashid, mengatakan dirinya sempat dimarahi karena bermain selama berjam-jam.
Baca Juga: WHO Tetapkan Kecanduan Video Game Sebagai Penyakit, Padahal Ini Manfaatnya
"Meskipun dimarahi karena memainkan permainan selama berjam-jam, Furqan terus memainkan permainan itu di ponselnya," kata Rashid.
PUBG adalah game pertempuran multi-pemain online yang dikembangkan dan diterbitkan oleh PUBG Corporation, anak perusahaan dari perusahaan video game Korea Selatan Bluehole. Game ini telah diunduh lebih dari 360 juta kali di seluruh dunia sejak dirilis pada akhir 2017.
Game PUBG yang sangat populer baru-baru ini dilarang di Gujarat karena kekhawatiran tentang dampaknya pada 'perilaku, tingkah dan bahasa' dari mereka yang memainkannya.
Permainan ini juga telah dilarang di Nepal dan Irak setelah laporan tentang dampak kesehatan yang buruk pada para pemain yang memainkannya untuk waktu yang lama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya