Suara.com - Pada pertemuan ke-72 Majelis Kesehatan Dunia (WHA) pada Sabtu (25 Mei 2019) kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meresmikan kecanduan bermain game sebagai penyakit 'modern'.
Menurut WHO, seperti yang dilansir Suara.com dari Venture Beat, penyakit yang dinamai gaming disorder ini didefinisikan sebagai pola perilaku bermain game yang ditandai dengan gangguan pengendalian diri untuk bermain game, meningkatnya prioritas terhadap bermain game melebihi minat dan kegiatan lain dalam keseharian, dan berlanjutnya bermain game meskipun ada konsekuensi negatifnya.
Terlepas dari ini, sebenarnya video game mempunyai manfaat tersendiri bagi pemainnya.
Berdasarkan Psychology Today, dalam sebuah artikel yang ditulis oleh peneliti Adam Eichenbaum, Daphne Bavelier, dan C. Shawn Green menunjukkan efek positif jangka panjang dari video game pada proses mental dasar.
Mental dasar ini termasuk persepsi, perhatian, memori , dan pengambilan keputusan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan dalam 2 strategi ini menunjukkan efek video game terhadap peningkatan kewaspadaan dan perhatian pemainnya.
Meningkatkan perhatian spasial
Dalam buku 'Learning, Attentional Control, and Action Video Games' milik Green & Bavelier (20120 menemukan, video game yang berjenis action dapat meningkatkan kinerja pada kemampuan untuk menemukan, secara cepat, stimulus target di bidang gangguan, sebuah tes yang telah ditemukan untuk memprediksi secara baik dalam kemampuan mengemudi.
Peningkatan kemampuan untuk melacak objek yang bergerak
Baca Juga: WHO Tetapkan Gaming Disorder Sebagai Penyakit, Korea Selatan Menentang
Permainan aksi meningkatkan kemampuan anak-anak dan orang dewasa untuk melacak serangkaian objek bergerak yang secara visual identik dengan objek bergerak lainnya di bidang visual.
Mengurangi impulsif
Permainan aksi meningkatkan kinerja dalam tes kemampuan untuk menahan diri dari menanggapi rangsangan non-target, dalam situasi di mana sebagian besar rangsangan meminta respons tetapi stimulus sesekali menyerukan tidak ada respons.
Mengatasi disleksia
Dalam buku 'Action Video Games Make Dyslexic Children Read Better' karya Sandro Franceschini pada 2013 silam menunjukkan bahwa bermain video game selama 12 jam meningkatkan skor anak disleksia dalam tes membaca dan fonologi.
Bahkan, peningkatannya sama besar atau lebih besar dari yang dicapai oleh program pelatihan yang secara eksplisit dirancang untuk mengobati disleksia.
Berita Terkait
-
Mengenal Teknologi Hematologi Sysmex XQ Series, Dapat Deteksi Dini Thalassemia
-
Wajah Berubah Drastis, Selena Gomez Punya Riwayat Penyakit Ini
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya