Suara.com - Apakah Anda termasuk orang yang suka menyimpan makanan olahan di kulkas dengan alasan praktis untuk disajikan kapan pun dibutuhkan? Makanan olahan yang dimaksud di sini termasuk di antaranya mi instan, sosis, atau makanan kaleng.
Jika Anda termasuk orang yang lebih sering mengonsumsi makanan olahan dibandingkan makanan segar, menurut sebuah penelitian, Anda berisiko mengalami obesitas.
Ya, penelitian telah lama meneliti kaitan antara makanan olahan dengan epidemi obesitas. Dalam penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Cell Metabolism, para ahli menemukan bahwa meskipun makanan olahan dan makanan segar memiliki kandungan nutrisi yang sama, misalnya dalam hal jumlah lemak atau karbohidrat, makanan olahan cenderung membuat orang makan lebih banyak.
Dilansir dari laman BBC, menurut ketua peneliti, Kevin Hall, PhD, responden yang mengonsumsi makanan olahan akan menyantap 500 kalori lebih banyak dalam sehari.
“Makanan yang diproses cenderung mengandung kalori yang padat dengan kandungan air sedikit, sehingga orang yang mengonsumsinya akan merasa kurang puas,” katanya.
Dan untuk mencapai tingkat kepuasan yang sama, akhirnya orang cenderung akan makan lebih banyak dan memasukkan kalori yang lebih banyak pula. Itu sebabnya, disimpulkan bahwa konsumsi makanan olahan berkontribusi pada makan berlebihan.
Memang tidak semua makanan olahan itu buruk. Beberapa makanan olahan bahkan diperkaya dengan zat gizi lain, seperti serat, kalsium, atau vitamin D. Tapi, Anda tetap harus membatasi konsumsinya. Karena meskipun makanan olahan sangat mudah disajikan, kandungan gula, garam, dan lemaknya rata-rata sangat tinggi dibandingkan bahan makanan segarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut