Suara.com - Seorang wanita bernama Rachel Palma mengalami gejala aneh selama berbulan-bulan. Dia menghadapi gangguan halusinasi, mudah menjatuhkan barang, hingga masalah komunikasi. Sempat dikira tumor otak, tapi ternyata bukan itu masalahnya.
Rachel telah mendatangi berbagai rumah sakit. Namun, semua itu tidak juga menyelesaikan masalahnya.
Pada akhirnya, setelah ia melakukan pemeriksaan scan otak, muncul petunjuk tentang masalah yang selama ini menderanya. Dokter menduga ada tumor seukuran kelereng di otaknya.
Dokter di Rumah Sakit Mount Sinai, Amerika Serikat, kemudian menjadwalkan operasi untuk Rachel pada September 2018. Tujuannya untuk mengangkat sel kanker di otaknya itu.
"Kami melakukan diseksi kecil pada jaringan otak, dan apa yang kami lihat adalah benjolan yang berbentuk bulat telur," kata Jonathan Rasouli, MD, kepala residen bedah saraf di Mount Sinai, melansir CNN via WebMD.
"Itu terlihat seperti telur burung puyuh, ukurannya sama, penampilannya sama, bentuk yang sama," sambungnya.
Namun, setelah dokter membelah 'tumor' itu di bawah mikroskop, dia justru terkejut. Pasalnya, bukan tumor otak, dia malah menemukan cacing pita.
Setelah mengira dirinya hidup dengan mengidap kanker otak ganas, temuan ini justru melegakan bagi Rachel.
"Tentu saja aku jijik. Tapi tentu saja, aku lega. Itu berarti aku tidak perlu lagi menjalani perawatan," tutur wanita berusia 42 tahun dari Middletown, Amerika Serikat, itu.
Baca Juga: Seram, Otak Remaja Dipenuhi Cacing Pita Akibat Makan Daging Babi Mentah
Dokter mendiagnosis Palma dengan neurocysticercosis. Infeksi parasit otak ini dapat terjadi jika Anda menelan telur mikroskopis cacing pita babi. Infeksi seperti ini dapat menyebabkan kejang hingga kematian.
Telur itu melewati tubuh seseorang yang memiliki infeksi cacing pita usus dewasa melalui kotoran. Jika orang tersebut tidak mencuci tangan dengan benar, mereka dapat mengontaminasi makanan.
Setelah orang lain menelannya, telur-telur itu menetas dan pergi ke otak, kemudian menjadi larva. Ketika larva sudah berada di otak, maka itu disebut neurocysticercosis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda