Suara.com - Liburan tampaknya telah menjadi gaya hidup bagi sebagian besar orang. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, beberapa destinasi domestik pun bisa menjadi pilihan untuk melepas penat.
Dan ternyata selain menjadi gaya hidup, meluangkan waktu untuk liburan ternyata juga dapat menghindarkan Anda dari risiko terkena penyakit jantung. Hal ini diungkapkan peneliti dari Syracuse University setelah mewawancarai lebih dari 60 responden tentang kebiasaan liburan mereka.
Selain itu peneliti juga mengevaluasi apakah responden memiliki sindrom metabolik yang ditunjukkan dengan masalah kardiovaskular, termasuk pengukuran lingkar pinggang yang lebar, tekanan darah, kadar trigliserida, kadar kolesterol HDL, dan kadar glukosa yang meningkat.
"Temuan kami menunjukkan bahwa orang yang lebih sering berlibur dalam 12 bulan terakhir memiliki risiko lebih rendah untuk mengidap sindrom metabolik dan gejala metabolik," ujar peneliti utama Bryce Hruska, asisten profesor kesehatan masyarakat di Syracuse College of Sport and Human Dynamics.
Hruska menjelaskan sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Jika Anda memiliki lebih dari satu faktor risiko itu, maka Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular.
"Temuan ini penting karena kami benar-benar melihat penurunan risiko penyakit kardiovaskular pada orang yang sering berlibur," imbuhnya seperti dilansir dari NY Post.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Psychology & Health bersama rekan penulis Sarah D. Pressman, Kestutis Bendinskas dan Brooks B. Gump, lebih lanjut menemukan risiko mengidap sindrom metabolik menurun 24 persen jika seseorang mengambil jatah liburan tambahan. Jumlah liburan yang diambil oleh responden pada tahun lalu berkisar antara 0 hingga 15.
"Jadi, jika seseorang melakukan lebih banyak liburan, mereka sebenarnya dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular," kata Hruska.
Tak cuma durasi, responden juga diminta mengungkapkan beban keuangan selama liburan dan bagaimana penggunaan alkohol serta kebiasaan tidur saat liburan. Hasil temuan menunjukkan bahwa stres yang timbul karena berlibur termasuk beban keuangan saat berlibur dinilai rendah.
Baca Juga: Selain Buahnya, Kulit Mangga Juga Bantu Cegah Kanker dan Penyakit Jantung
"Yang penting, salah satu kegiatan yang paling sering dilaporkan terjadi selama liburan adalah terjadinya kegiatan sosial seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau berbagi makanan dengan teman-teman. Itu baik bagi kondisi psikologis Anda," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara