Suara.com - Berdasarkan sebuah penelitian terbaru, anjing dapat mengendus kanker paru-paru dengan akurasi hampir sempurnya, yaitu 97%.
Para ilmuwan pertama kali menyarankan pelatihan anjing untuk mengendus kanker kembali pada tahun 1989, dan dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian telah mengeksplorasi kemampuan anjing untuk menemukan kanker melanoma, paru-paru, payudara dan kandung kemih.
Inilah mengapa, Cindy Roberts, wanita asal Alabama mencoba untuk melatih anjing lokal dan membuat mereka menjadi asisten medis.
Ia telah menjadi pelatih anjing profesional sejak 1982, setelah ibunya meninggal karena kanker paru-paru dalam kurun waktu 6 hari didiagnosis oleh dokter. Cindy mengalihkan perhatiannya dengan melatih anjing-anjing yang hidungnya sangat peka.
Janjinya kepada sang ibu adalah membantu orang dengan penderita kanker didiagnosis lebih cepat dengan harapan hidup mereka menjadi lebih baik, melansir Daily Mail.
"Dia (ibunya) berkata, 'aku menikmati 6 hari dalam hidupku ini', tetapi aku mengatakan kepadanya jika aku bisa dalam posisi yang mana dapat membantu seseorang untuk mempunyai lebih dari 6 hari, aku akan melakukannya," ujar Cindy pada ibunya, sebelum meninggal.
Menurut penelitian baru dari Lake Erie College of Osteopathic Medicine-Bradenton Campus, anjing seperti milik Cindy mungkin melakukannya dengan biaya yang sedikit lebih murah dengan akurasi yang sama atau lebih besar, daripada pengujian laboratorium dan mesin.
Tes pencitraan seperti scan CAT, CT scan, X-ray dan PET scan digunakan untuk mencoba mendeteksi penyakit kanker sebelum analisis biopsi di bawah mikroskop untuk membuat diagnosis akhir.
Tetapi tes ini tidak sepenuhnya dapat diandalkan, dan bisa sangat mahal. Dan ia tahu betapa tes ini bisa tidak membantu pasien.
Baca Juga: Kanker Paru-Paru Sutopo Dikabarkan Memburuk, Berapa Lama Penyebarannya?
Cindy dan rekan kerjanya telah melatih 12 anjing, sejauh ini, untuk mengenali pembalut dengan urin, plasma atau sampel jaringan kanker pada mereka.
Anjing memiliki hidung yang sangat sensitif, sekitar 10.000 kali lebih baik daripada indra penciuman manusia sendiri. Ini memungkinkan mereka untuk mendeteksi biomarker molekuler yang jauh lebih halus daripada yang kita bisa.
Dalam studi di Lake Erie College of Osteopathic Medicine, yang diterbitkan Senin, para peneliti melatih tiga anjing ketika mereka mencium kanker paru-paru sel kecil dalam sampel darah. Anjing-anjing mendeteksi kanker dengan sensitivitas 97% dan akurasi 96%, menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang sangat efektif.
Berita Terkait
-
Bolehkah Anjing Makan Apel dan Pisang? Ini Daftar Buah yang Aman dan yang Harus Dihindari
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Ditemukan Tewas di Kos, Pernah Vonis Hukuman Mati ke 3 Orang
-
Profil Dirut Bank BJB Yusuf Saadudin yang Meninggal Dunia
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda