Data dari WHO menunjukkan bahwa ada sekitar 23 juta orang di seluruh dunia yang mengalami skizofrenia. Dari total tersebut, sebanyak 12 juta penderita adalah laki-laki, sementara 9 juta sisanya adalah wanita. Para pakar kesehatan pun masih belum dapat memberi penjelasan lebih mendalam mengenai hal ini.
Meski begitu, ada salah satu teori yang menjelaskan fakta tentang skizofrenia ini. Ternyata, kadar hormon estrogen yang tinggi dalam tubuh wanita ikut terlibat dalam membantu mencegah ketidakseimbangan neurotransmitter (zat kimia di dalam otak). Misalnya dopamine dan glutamat yang turut terlibat dalam skizofrenia.
4. Pengidap skizofrenia hanya punya 1 kepribadian
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang membuat pengidapnya tidak bisa membedakan mana yang kenyataan dan mana khayalan alias imajinasi. Meski begitu, skizofrenia tidak sama dengan kepribadian ganda maupun banyak kepribadian (multiple personalities).
Lagi-lagi, skizofrenia hanya akan mengakibatkan pengidapnya mengalami halusinasi dan delusi karena adanya gangguan pada proses berpikir, berkomunikasi, serta berperilaku. Sedangkan orang yang punya dua kepribadian atau lebih, biasanya akan menunjukkan perbedaan sikapnya secara bergantian.
5. Tidak semua pengidap skizofrenia mengalami gejala yang sama
Kebanyakan dari Anda mungkin berpikir bahwa gejala skizofrenia yang dialami semua penderitanya selalu sama. Faktanya, semua pengidap skizofrenia sebenarnya unik. Mengapa?
Karena ada penderita yang bisa mengalami psikosis akut, sementara yang lainnya mungkin hanya mengalami halusinasi atau delusi saja. Ini karena skizofrenia adalah masalah kejiwaan yang memungkinkan kondisinya berkembang dengan cara yang berbeda pada setiap penderitanya.
Intinya, dari sekian banyak tanda dan gejala skizofrenia, tidak semuanya dialami oleh penderita. Sebaliknya, ada juga penderita skizofrenia yang mengalami hampir atau bahkan seluruh gejalanya.
Baca Juga: Meski Gangguan Jiwa, Pembawa Anjing ke Masjid Tetap Diseret ke Pengadilan
Jadi jangan terlalu cepat menjudge seseorang memiliki masalah kejiwaan, karena pengidap skizofrenia memiliki definisi tertentu yang diyakini tidak akan melakukan kekerasan sehingga tidak perlu ditakuti atau dijauhi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah