Suara.com - 3 Buruknya Dampak Polusi di Jakarta yang Harus Diwaspadai.
Baru-baru ini, menurut indeks kualitas udara (Air Quality Index/ AQI), Jakarta disebut sebagai kota dengan polusi udara terburuk nomor tiga di dunia setelah Santiago, Chile dan Chongqing, China. Indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 132 US AQI.
Terbaru, pada pagi ini, berdasarkan citra satelit, kondisi polusi udara di Jakarta pagi tadi cukup tinggi. Tingkat polusi udara di Ibu Kota lebih tinggi dibanding di Singapura dan Bangkok.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengunggah citra satelit dari The Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS).
Penghitungan tingkat polusi udara ini didasarkan pada sebaran partikel padat di udara ukuran di bawah 2,5 mikrometer (PM2,5) dan 10 mikrometer (PM10). Citra satelit ini diambil pada pukul 08.00 WIB.
"Di Jakarta cukup berpolusi pagi ini sekitar 180 mikrogram per meter kubik, di banding Singapura & Bangkok yang cuma 28 & 35 mikrogram per meterkubik," tulis keterangan dari Peneliti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) LAPAN, Dony Kushardono, di akun Instagram-nya, @donykushardono, Selasa (9/7/2019).
Menurut berbagai sumber, ada dua faktor yang ditengarai sebagai penyumbang polusi udara di Jakarta. Pertama, ialah jumlah kendaraan bermotor di Jakarta semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga meningkatkan emisi kendaraan bermotor.
Serta yang kedua adalah adanya pembangkit listrik tenaga uap batu bara dalam radius 100 meter di sekitar Jakarta.
Buruknya polusi yang terjadi di Jakarta tentu harus diwaspadai, karena berbagai dampak negatif bisa terjadi pada kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Nah berikut adalah beberapa efek yang bisa terjadi jika polusi di Jakarta terus menerus memburuk.
Baca Juga: Konser Base Jam di Aceh Dibubarkan Massa, Sigit Whardana : Kami Minta Maaf
1. Dampak kesehatan
Polusi tentu menyebabkan berbagai efek buruk untuk kesehatan. Tidak hanya sebatas gangguan pada paru-paru, partikel-pertikel polusi udara dan debu juga bisa membuat tingkat kekambuhan asma meningkat.
Selain itu, zat berbahaya seperti karbon hitam dan nitrogen oksida yang terdapat pada asap kendaraan, dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung. Belum lagi kanker paru-paru yang juga bisa disebabkan dari zat-zat berbahaya yang ditimbulkan dari udara kotor.
Pada bayi dan anak-anak, polusi udara bisa sebabkan berat badan lahir rendah serta mudah alami infeksi paru-paru. Polusi juga bisa menghambat perkembangan paru-paru pada anak. Akibatnya, paru-paru tidak bisa berfungsi dengan optimal saat dewasa.
2. Dampak kecantikan
Partikel kecil dalam bentuk kotoran, asap atau debu ldapat masuk dan berdampak negatif pada sel kulit. Akibatnya, Anda berisiko mengalami penuaan dini dalam proses yang disebut oksidasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia