Suara.com - Sejak Kamis (18/7/2019) kemarin, Instagram mulai menyembunyikan satu fitur yang paling membuat 'ketagihan' penggunanya, yaitu fitur like.
Hal ini membuat pengikut (followers, -red) tidak dapat melihat jumlah orang yang menyukai unggahan pengguna lain, tetapi pengguna masih bisa melihatnya melalui akunnya sendiri.
Menyembunyikan jumlah like dirancang untuk menempatkan fokus orang-orang terhadap unggahannya saja, bukan berapa banyak suka, melansir Bussiness Insider.
Uji coba ini telah diberlakukan di tujuh negara, yaitu Australia, Brasil, Kanada, Irlandia, Italia, Jepang dan Selandia Baru.
Kepala Instagram, Adam Mosseri, mengatakan pada Buzzfeed News bahwa tujuan dari uji coba ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang kurang tekanan, di mana orang merasa nyaman mengekspresikan diri sendiri.
Di sisi lain, media sosial memang dapat memengaruhi mental pengguna.
Ada beberapa penelitian dan sejumlah psikolog yang menemukan hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan remaja di media sosial dan depresi.
Selebriti seperti Selena Gomez dan Demi Lovato secara terbuka telah berbicara tentang perlunya mengambil istirahat dari akun media sosial mereka untuk menjaga kesehatan mental mereka.
Gomez mengatakan media sosial telah "berbahaya" untuk dirinya dan remaja.
Baca Juga: Bos Instagram: Kami Tak Mengintip Percakapan Pengguna
Beberapa pengguna muda di Kanada yang telah memiliki kesempatan untuk menguji penyembunyian like di Instagram ini dengan senang hati memberi tahu pengalaman positif mereka.
"Secara pribadi aku tidak suka melihar jumlah 'like'," tutur Sarah Roberts berusia 22 tahun pada HuffPOst.
"Ini sedikit aneh mengatakannya, tapi aku menjadi berhenti membandingkan diriku sendiri dengan akun yang lebih besar. Aku juga menjadi lebih pribadi dengan hal-hal yang sebenarnya aku sukai dengan apa yang disukai semua orang," sambungnya.
Berita Terkait
-
Lebih dari Sekadar Komunitas: PIK-R Bangka dan Misi Pembinaan Remaja
-
Jangan Terjebak Ekspektasi, Ini Cara Sehat Mengelola Tekanan Sosial
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial
-
Sering Curigaan Terus Alias Trust Issues? Inilah 4 Alasan Kenapa Kamu Sulit Memercayai Orang Lain
-
Lebih dari Sekadar Kenakalan Remaja: Membedah Akar Psikologis Kekerasan Anak
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia