Suara.com - Pada Juni akhir hingga awal Juli ini, India tengah dilanda gelombang panas ekstrem. Bahkan suhu di negara tersebut diketahui melebihi 50 derajat Celcius.
Gelombang panas ekstrem ini, melansir Bussiness Insider, telah menewaskan 100 lebih warga. Para ahli pun mengatakan beberapa bagian India telah menjadi terlalu panas bagi manusia untuk bertahan hidup.
Menurut Departemen Meteorologi India, fenomena ini menjadi musim panas terparah.
Di sisi lain, temperatur ekstrem ini juga menjadi paling mematikan di Amerika Serikat dan lebih banyak membunuh orang daripada badai atau tornado.
Gelombang panas ekstrem ini tentu menimbulkan berbagai masalah, terutama bagi kesehatan. Salah satu dampaknya adalah heat stroke.
"Kosekuensi paling mengkhawatirkan dari panas tinggi adalah heat stroke," kata Dr. Scott Dresden, asisten profesor kedokteran darurat di Universitas Northwestern, dilansir dari CNN.
Heat stroke disebut dapat menyebabkan kebingungan, kejang hingga kematian.
Kondisi ini juga dikenal sebagai hipertermia atau penyakit panas yang terjadi ketika suhu tubuh seseorang naik di atas 40 ° C.
Saat mengalami hipertermia ini, keringat yang biasanya akan mendinginkan tubuh menjadi tidak efektif karena kelembapan naik di atas 75%.
Baca Juga: Panas Ekstrem, KKHI Mekkah Imbau Jemaah Haji Kurangi Belanja Oleh-Oleh
Kata Dresden, pada orang dewasa yang lebih tua, obat-obatan juga dapat merusak pengaturan panas. Anak-anak pun menghadapi tantangan tambahan mengendalikan suhu tubuh mereka saat semakin panas. Hal itu bisa menyebabkan konsekuensi yang berbahaya, terkadang mematikan.
"Gejala pertama yang orang akan mulai rasakan seringkali adalah kram dan pusing," kata Dresden. Itu bisa ditangani di rumah dengan menghindari panas dan minum banyak cairan.
Dia lalu menambahkan, gejala serius adalah ketika seseorang sudah mulai pingsan akibat panas.
"Itu membutuhkan perhatian medis. Jika teman-teman atau keluarga atau rekan kerja memperhatikan bahwa ada orang yang bingung, itu juga merupakan pertanda parah kemungkinan serangan jantung," sambungnya.
Jika tidak diobati, stroke panas ekstrem dapat memicu detak jantung yang sangat cepat dan menyebabkan enzim tubuh berhenti berfungsi. Pada akhirnya, kegagalan sistem multi-organ dan kematian dapat terjadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
Terkini
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?