5. Ajarkan anak kontrol diri
Makan permen tambahan, meninggalkan pekerjaan rumah untuk bersenang-senang dengan teman-teman, atau menonton film saat malam hari, mungkin memberi kesenangan sesaat bagi anak. Tetapi, dalam jangka panjang, kurangnya kontrol diri ini memiliki efek buruk bagi mereka.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Personality menemukan bahwa orang dengan kontrol diri yang lebih baik melaporkan suasana hati yang lebih baik.
Menariknya, bagaimanapun, para peneliti mencatat bahwa orang-orang dengan kontrol diri yang lebih baik juga tidak menempatkan diri mereka dalam situasi yang menggoda sesering orang lain. Mereka pada dasarnya mengatur diri mereka untuk bahagia.
Mulailah mengajar anak Anda disiplin sejak dini. Pada saat yang sama, ajari dia untuk tidak mengelilingi dirinya dengan terlalu banyak godaan.
6. Berikan tugas
Anak-anak tidak akan suka tugas membersihkan meja makan atau membersihkan ruang tamu. Tetapi, menugaskan pekerjaan rumah seperti ini bisa menjadi faktor kunci dalam membantu mereka mencapai kebahagiaan jangka panjang.
Satu studi menemukan bahwa memberi tugas anak-anak pada usia 3 dan 4 tahun adalah prediktor terbesar kesuksesan jangka panjang.
Anak-anak yang mengerjakan tugas rumah tangga akan merasa seperti ikut ambil bagian dalam urusan keluarga, membuat mereka merasa lebih terhubung dengan keluarga. Dan rasa koneksi itu dapat membantu mereka tetap kuat secara mental ketika mereka menghadapi masa-masa sulit.
Tugas-tugas rumah tangga juga dapat mengajar anak-anak berbagai pelajaran kehidupan — seperti tanggung jawab dan pelayanan masyarakat. Mereka juga dapat belajar bahwa mereka dapat mengatasi tugas-tugas yang membosankan atau bahwa mereka mampu bertahan bahkan ketika mereka merasa frustrasi.
Baca Juga: 5 Diskon Rayakan Hari Anak Nasional, Nomor 5 Ada yang Gratis
7. Makan malam bersama
Makan bersama keluarga mungkin menjadi salah satu hal terbaik yang Anda bisa lakukan untuk membesarkan anak-anak yang bahagia.
Satu studi menemukan bahwa sering makan bersama keluarga sangat terkait dengan suasana hati yang positif pada remaja. Studi lain menemukan bahwa remaja yang makan bersama keluarga memiliki pandangan yang lebih positif tentang masa depan.
Makan bersama keluarga juga dapat meningkatkan kesehatan. Anak-anak yang makan dengan orangtua cenderung kurang gemuk atau memiliki kelainan makan. Remaja yang makan malam bersama orangtua juga cenderung mengalami masalah penyalahgunaan zat terlarang atau menunjukkan masalah perilaku.
Jika Anda tidak bisa berkumpul untuk makan keluarga setiap malam, jangan khawatir. Sebagian besar penelitian menemukan bahwa anak-anak mendapat manfaat dari makan bersama orangtua mereka beberapa malam setiap minggu.
8. Hindari terlalu sering memanjakan anak
Membelikan banyak hadiah atau memberinya semua yang anak inginkan tidak akan membuat ia bahagia. Kenyataannya, anak-anak yang terlalu dimanjakan justru bisa berdampak pada rusaknya kesehatan psikologis mereka.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terlalu dimanjakan cenderung mengalami perasaan ketidakpuasan kronis. Mereka mungkin berjuang untuk mengidentifikasi perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, dan akibatnya mereka mungkin berpikir kebahagiaan berasal dari barang-barang materi.
Jadi tahan keinginan untuk memberikan apa pun yang diinginkan anak Anda. Meskipun mereka mungkin bersikeras meminta smartphone terbaru, lebih banyak pakaian bermerek, dan sepeda yang lebih baik, ini tetap tidak akan membuat mereka bahagia.
Beri mereka kesempatan untuk mendapatkan hak istimewa. Mereka akan lebih menghargai hal-hal ketika mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu, daripada memberikan semuanya secara cuma-cuma kepada mereka.
9. Berolahraga bersama keluarga
Olahraga bersama dapat membuat semua orang di dalam keluarga lebih bahagia. Selain itu, menjadi aktif secara fisik bersama dapat membantu Anda menjalin ikatan dan menciptakan ingatan positif bersama yang merupakan unsur kebahagiaan.
10. Ajarkan anak membantu orang lain
Banyak penelitian yang mengaitkan altruisme dengan kebahagiaan. Bahkan, bersikap baik kepada orang lain dapat membuat anak lebih bahagia dan kebahagiaan akan membuat mereka baik. Ini adalah siklus positif yang mengatur kehidupan mereka menjadi lebih bahagia, juga lebih sehat.
Sebuah studi 2010 yang diterbitkan dalam The Journal of Social Psychology membagi peserta menjadi tiga kelompok. Satu kelompok diminta untuk melakukan tindakan kebaikan sehari-hari, kelompok lain diminta untuk melakukan sesuatu yang baru, dan kelompok ketiga tidak menerima instruksi.
Para peneliti menemukan bahwa setelah 10 hari, kelompok-kelompok yang melakukan tindakan kebaikan dan mereka yang melakukan hal-hal baru, mengalami peningkatan besar dalam kebahagiaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit