Suara.com - Aktor Jefri Nichol ditangkap polisi karena kasus narkoba. Dari tanggannya, polisi menyita barang bukti berupa ganja seberat 6 gram.
Ganja memang telah lama dikenal sebagai zat adiktif yang populer digunakan di kalangan selebritis lantaran efeknya yang dapat mengubah suasana hati. Tapi tentu ada alasan kenapa ganja kemudian menjadi barang haram dan tak dilegalkan.
Dilansir dari laman BBC, ganja memang dapat digunakan untuk tujuan pengobatan. Tetapi tetap ada bukti ilmiah yang kuat bahwa ganja dapat membahayakan kesehatan mental dan fisik penggunanya.
Meski ganja dapat memberi perasaan nyaman, tenang, dan mengantuk, namun dalam beberapa kasus, penggunaan ganja juga dapat meningkatkan kecemasan dan paranoia, yang menyebabkan kebingungan dan bahkan halusinasi, demikian menurut Royal College of Psychiatrists.
Selain itu, ada juga bukti kuat bahwa penggunaan ganja secara teratur dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit psikotik, seperti skizofrenia, terutama pada remaja, demikian disampaikan Dr. Marta di Forti dari King's College London.
Sebuah studi sebelumnya menunjukkan risiko psikosis lima kali lebih tinggi pada orang yang merokok ganja setiap hari dibandingkan dengan mereka yang bukan pengguna.
Tetapi hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak semua orang yang menggunakan ganja mengalami psikosis, dan faktanya, banyak juga orang yang didiagnosis dengan psikosis ternyata tidak pernah menggunakan ganja.
Apakah ganja menyebabkan kecanduan? Menurut bukti yang ada saat ini, jika digunakan secara teratur, ganja diperkirakan menyebabkan ketergantungan.
Bagi beberapa orang yang berhenti menggunakannya, ada gejala penarikan diri, sakaw, sulit tidur, perubahan suasana hati, lekas marah dan gelisah, demikian menurut Royal College of Psychiatrists.
Baca Juga: Beredar Foto Tampang Kucel Jefri Nichol dan Ganja yang Disita Polisi
"Orang-orang pada akhirnya memiliki masalah dengan hubungan. Ini berdampak pada kemampuan mereka untuk berfungsi dengan baik di tempat kerja atau sekolah," kata Prof. Celia Morgan, profesor psikofarmakologi di University of Exeter.
Semakin tinggi frekuensi seseorang mengonsumsi ganja, dampaknya dapat merusak ingatan dan kemampuan kognitif dalam jangka pendek, demikian menurut Prof Morgan.
Dan beberapa efek dari gangguan memori ini, walaupun ringan dan dapat diperbaiki, tampaknya tetap bertahan hingga 20 hari. Ini adalah waktu yang diperlukan bagi ganja untuk keluar dari tubuh melalui sistem pembuangan.
Meski demikian, tak dipungkiri bahwa ganja juga memberi manfaat kesehatan. Baru-baru ini, seorang bocah berusia 12 tahun dan enam tahun menjadi berita utama di surat kabar di Inggris. Keduanya dikatakan telah perawatan minyak ganja, dan hal itu membantu mengendalikan serangan epilepsi.
Laporan lainnya juga menemukan bukti bahwa perawatan ganja dapat membantu meringankan gejala nyeri kronis, multiple sclerosis, serta mual dan muntah pasca pengobatan kemoterapi.
Peneliti juga menemukan bukti moderat bahwa ganja dapat membantu mengatasi gangguan tidur, kurang nafsu makan, fibromyalgia, gangguan stres pasca-trauma, dan gejala Parkinson.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru